Penanggalan Islam, seperti kita ketahui, dimulai dari tahun hijrahnya Rasulullah dan kaum muslimin dari Mekkah ke Madinah. Karena itu penanggalan Islam dikenal dengan hijrah atau hijriyah.
Penanggalan masehi, seperti kita ketahui juga, dimulai dari tahun kelahiran Almasih. Dalam bahasa Yunani penanggalan masehi disebut anno domini atau disingkat AD. Sedangkan tahun sebelum kelahiran Almasih disebut before Christ (BC) atau sebelum masehi.
Pada 2009, tahun baru hijrah, natal Almasih, dan tahun baru masehi jatuh pada jumat minggu kedua, ketiga, dan keempat Desember. Kebetulan? Mungkin saja.
Saya mengucapkan selamat Tahun Baru Hijrah, Natal, Tahun Baru Masehi. Semoga tahun depan akan membawa kebaikan, keberkahan, dan keberuntungan yang lebih banyak bagi kita, keluarga kita, perusahaan tempat kita bekerja, negeri kita, dan para pemimpin kita.
Thursday, December 31, 2009
Wednesday, December 23, 2009
apa engkau tak tahu?
aku bertanya apakah ada rindu yang tersembunyi?
buat apa merindu jika yang dirindu tak tahu?
kerinduan Tuhan padamu juga tersembunyi
apa engkau tak tahu?
buat apa merindu jika yang dirindu tak tahu?
kerinduan Tuhan padamu juga tersembunyi
apa engkau tak tahu?
Tuesday, December 01, 2009
Thursday, October 15, 2009
anti-aging
Jangan takut jadi tua, karena tua pasti terjadi. Boleh takut jadi tua kalau kita tua tanpa bekal. Jadi, mungkin bukan krim anti-penuaan yang perlu kita beli.
Ketuaan jangan dimusuhi, tapi diakrabi. Karena tua semakin mendekatkan kita pada Sang Kekasih Sejati. Saat pertemuan dengan Sang Kekasih Sejati tiba kita semua adalah muda-mudi.
Ketuaan jangan dimusuhi, tapi diakrabi. Karena tua semakin mendekatkan kita pada Sang Kekasih Sejati. Saat pertemuan dengan Sang Kekasih Sejati tiba kita semua adalah muda-mudi.
Munajat Fandi Meminta Sarah
Allah,
aku tidak meragukan kekuasaan-Mu
ombak di lautan-Mu yang tenang ini
bisa seketika Kau buat menjadi gelombang yang besar
dan menenggelamkan segala apapun yang mengapung di atasnya
aku tidak meragukan-Mu
Bahkan bila Kau berkehendak
Engkau juga bisa membuat matahari terbit dari barat
dan tenggelam di timur,
Tidak ada yang sulit buat-Mu, Allah
Jadi apa susahnya melumerkan hati Haji Romli dan menjodohkan aku dengan Sarah?
Please Allah, please..
Aku memang baru belajar agama tapi aku juga hamba-Mu kan?
Hamba-Mu yang juga berhak memohon pertolongan-Mu
Jadi please Allah, aku mohon dengan sangat,
mohon dengan sangat,
mohon dengan sangat,
mohon dengan sangat,
ku mohon dengan sangat.
(dari film "Kiamat Sudah Dekat", 2003)
aku tidak meragukan kekuasaan-Mu
ombak di lautan-Mu yang tenang ini
bisa seketika Kau buat menjadi gelombang yang besar
dan menenggelamkan segala apapun yang mengapung di atasnya
aku tidak meragukan-Mu
Bahkan bila Kau berkehendak
Engkau juga bisa membuat matahari terbit dari barat
dan tenggelam di timur,
Tidak ada yang sulit buat-Mu, Allah
Jadi apa susahnya melumerkan hati Haji Romli dan menjodohkan aku dengan Sarah?
Please Allah, please..
Aku memang baru belajar agama tapi aku juga hamba-Mu kan?
Hamba-Mu yang juga berhak memohon pertolongan-Mu
Jadi please Allah, aku mohon dengan sangat,
mohon dengan sangat,
mohon dengan sangat,
mohon dengan sangat,
ku mohon dengan sangat.
(dari film "Kiamat Sudah Dekat", 2003)
Friday, October 09, 2009
maafkan kami, ya Allah
ya Allah, maafkan kami yang sering menginginkan apa-apa yang ada di tangan orang lain karena kami tidak mengetahui kebaikan segala sesuatu kecuali Engkau memberikan kami petunjuk
ya Allah, masukanlah ke dalam hati kami keinginan-keinginan yang akan membawa kebaikan bagi kami dan keluarga kami, untuk kami mohonkan kepada-Mu dalam doa-doa kami
ya Allah, berikanlah kepada kami dan keluarga kami rezeki yang banyak lagi halal sumber atau proses mendapatkannya
ya Allah, jauhkanlah dari mulut kami dan keluarga kami makanan dan minuman yang haram sumber atau proses mendapatkannya
ya Allah, jadikanlah kami orang yang kaya sehingga kami terhindar dari meminta-minta dan berharap dari orang-orang yang akan menghina kami atau yang akan menjauhkan kami dari-Mu
ya Allah, tetapkanlah hati kami di jalan kejujuran dalam mencari nafkah dan berikanlah kami dan keluarga kami kesabaran menghadapi semua ujian yang akan Engkau berikan
ya Allah, temani kami di saat kami sendiri, hiburlah kami di saat kami sedih, santuni kami di saat kami miskin
karena sesungguhnya kami lemah sampai Engkau membuat kami kuat, rapuh kecuali Engkau menjadikan kami tegar, putus asa kecuali Engkau menganugerahkan kami kesabaran.
terimalah doa kami ya Allah
ya Allah, masukanlah ke dalam hati kami keinginan-keinginan yang akan membawa kebaikan bagi kami dan keluarga kami, untuk kami mohonkan kepada-Mu dalam doa-doa kami
ya Allah, berikanlah kepada kami dan keluarga kami rezeki yang banyak lagi halal sumber atau proses mendapatkannya
ya Allah, jauhkanlah dari mulut kami dan keluarga kami makanan dan minuman yang haram sumber atau proses mendapatkannya
ya Allah, jadikanlah kami orang yang kaya sehingga kami terhindar dari meminta-minta dan berharap dari orang-orang yang akan menghina kami atau yang akan menjauhkan kami dari-Mu
ya Allah, tetapkanlah hati kami di jalan kejujuran dalam mencari nafkah dan berikanlah kami dan keluarga kami kesabaran menghadapi semua ujian yang akan Engkau berikan
ya Allah, temani kami di saat kami sendiri, hiburlah kami di saat kami sedih, santuni kami di saat kami miskin
karena sesungguhnya kami lemah sampai Engkau membuat kami kuat, rapuh kecuali Engkau menjadikan kami tegar, putus asa kecuali Engkau menganugerahkan kami kesabaran.
terimalah doa kami ya Allah
Wednesday, October 07, 2009
membela KPK
Saat ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sedang menghadapi serangan hebat dari koruptor dan buaya-buaya pelindung koruptor di lembaga penegak hukum lain. Dua Pimpinan KPK, Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah telah dijadikan tersangka oleh kepolisian atas dugaan penyalahgunaan wewenang. Tuduhan polisi terhadap kedua pimpinan KPK tersebut sangat diada-adakan dan tidak pada tempatnya.
Banyak pihak meyakini tindakan kriminalisasi wewenang KPK oleh Polisi merupakan bagian dari skenario besar koruptor untuk melemahkan KPK. Keyakinan tersebut diperkuat oleh banyaknya indikasi adanya rekayasa mulai dari penetapan kedua pimpinan KPK sebagai tersangka yang sangat dipaksakan, penonaktifan Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah sebagai pimpinan KPK, penerbitan Perppu No. 4 Tahun 2009 yang kontroversial, hingga penetapan tiga orang Plt. Pimpinan KPK yang kualitasnya jauh dari harapan publik.
Mari kita sama-sama mengawasi proses hukum terhadap kedua pimpinan KPK nonaktif, Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah agar berjalan sesuai prosedur hukum yang semestinya. Mari kita beri dukungan kepada perjuangan KPK melawan para buaya koruptor yang melakukan serangan balik dengan sangat ganas dan buas. Mari kita lawan upaya mengkriminalisasikan wewenang KPK dan pelemahan KPK oleh penegak hukum yang sudah terjangkit virus korupsi.
Selamatkan KPK, Selamatkan Indonesia!
www.membelakpk.blogspot.com
Banyak pihak meyakini tindakan kriminalisasi wewenang KPK oleh Polisi merupakan bagian dari skenario besar koruptor untuk melemahkan KPK. Keyakinan tersebut diperkuat oleh banyaknya indikasi adanya rekayasa mulai dari penetapan kedua pimpinan KPK sebagai tersangka yang sangat dipaksakan, penonaktifan Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah sebagai pimpinan KPK, penerbitan Perppu No. 4 Tahun 2009 yang kontroversial, hingga penetapan tiga orang Plt. Pimpinan KPK yang kualitasnya jauh dari harapan publik.
Mari kita sama-sama mengawasi proses hukum terhadap kedua pimpinan KPK nonaktif, Bibit Samad Rianto dan Chandra M. Hamzah agar berjalan sesuai prosedur hukum yang semestinya. Mari kita beri dukungan kepada perjuangan KPK melawan para buaya koruptor yang melakukan serangan balik dengan sangat ganas dan buas. Mari kita lawan upaya mengkriminalisasikan wewenang KPK dan pelemahan KPK oleh penegak hukum yang sudah terjangkit virus korupsi.
Selamatkan KPK, Selamatkan Indonesia!
www.membelakpk.blogspot.com
Thursday, September 10, 2009
sayap nyamuk, bersin kambing, dan dengusan unta
Berikut ini beberapa hadis Rasulullah saw. seputar nilai dunia:
Dari Jabir ra, Rasulullah SAW bersabda,
"Ya, demi Allah, mereka telah mendengarnya dan memahaminya, tetapi dunia nampak berkilau di mala mereka dan hiasannya menggoda mereka. Lihatlah, demi Dia yang memilah gabah (untuk tumbuh) dan menciptakan makhluk hidup, apabila orang-orang tidak datang kepada saya, dan para pendukung tidak mengajukan hujah, dan apabila tak ada perjanjian Allah dengan ulama bahwa mereka tak boleh berdiam diri dalam keserakahan si penindas dan laparnya orang tertindas,
Dari Jabir ra, Rasulullah SAW bersabda,
"Demi Allah sungguh dunia ini lebih hina dalam pandangan Allah daripada bangkai kambing dalam pandangan kalian." (HR.Muslim)Sahl bin Sa'ad As Sa'idy ra berkata, Rasulullah SAW bersabda,
"Andai kata dunia ini bernilai di sisi Allah sebesar sayap nyamuk, niscaya tidak akan diberikannya kepada orang kafir meski seteguk air." (HR.Tirmidzi)Berikut ini ucapan Ali bin Abi Thalib kw. mengenai nilai kekuasaan:
"Ya, demi Allah, mereka telah mendengarnya dan memahaminya, tetapi dunia nampak berkilau di mala mereka dan hiasannya menggoda mereka. Lihatlah, demi Dia yang memilah gabah (untuk tumbuh) dan menciptakan makhluk hidup, apabila orang-orang tidak datang kepada saya, dan para pendukung tidak mengajukan hujah, dan apabila tak ada perjanjian Allah dengan ulama bahwa mereka tak boleh berdiam diri dalam keserakahan si penindas dan laparnya orang tertindas,
maka saya akan sudah melemparkan kekhalifahan dari bahu saya, dan memberikan orang yang terakhir perlakuan yang sama seperti orang yang pertama. Maka Anda akan melihat bahwa dalam pandangan saya dunia Anda ini tidak lebih baik dari bersin seekor kambing.
Dikatakan bahwa ketika Amirul Mukminin sampai di sini dalam khotbahnya, seorang lelaki dari 'Iraq berdiri dan menyerahkan kepadanya suatu tulisan. Amirul Mukminin melihat (tulisan) itu, dan ketika itu juga Ibn 'Abbas --semoga Allah meridai keduanya-- berkata, "Ya Amirul Mukminin, saya harap Anda lanjutkan khotbah Anda dari mana Anda telah memutuskannya."
Atasnya ia menjawab,
"Wahai Ibn 'Abbas, hal itu seperti uap dengusan seekor unta yang menyembur keluar tetapi (kemudian) mereda." (Nahjul Balaghah, Khotbah 3)
Thursday, September 03, 2009
wanita
di mataku
Tuhan menciptakan
dua macam wanita
di dunia
yaitu Anda dan
yang selain Anda
Tuhan menciptakan
dua macam wanita
di dunia
yaitu Anda dan
yang selain Anda
Wednesday, August 26, 2009
f
selama ini aku buta, wajahmu membuatku dapat melihat
sebelumnya aku mati, nafasmu membuatku lalu hidup
dahulunya aku miskin, cintamu menjadikan aku kaya
sebelumnya aku mati, nafasmu membuatku lalu hidup
dahulunya aku miskin, cintamu menjadikan aku kaya
Friday, August 14, 2009
rinduku seperti matahari
duhai nikmat apakah yang melampaui nikmat merindukanmu?
jalan yang manakah yang lebih gemerlapan daripada jalan menuju istanamu?
pemandangan apalagi yang lebih membahagiakan selain pemandangan wajahmu?
amboi apakah ini yang menyalakan sumbu cintaku?!
bagaimanakah caranya engkau menghidupkanku lalu membunuhku lalu menghidupkanku kembali?!
rinduku kepadamu terbit dan membakar seperti matahari,
cintaku indah dan benderang seperti rembulan, juga kepadamu
jalan yang manakah yang lebih gemerlapan daripada jalan menuju istanamu?
pemandangan apalagi yang lebih membahagiakan selain pemandangan wajahmu?
amboi apakah ini yang menyalakan sumbu cintaku?!
bagaimanakah caranya engkau menghidupkanku lalu membunuhku lalu menghidupkanku kembali?!
rinduku kepadamu terbit dan membakar seperti matahari,
cintaku indah dan benderang seperti rembulan, juga kepadamu
Wednesday, August 05, 2009
harum
Parfum yang setiap hari saya semprotkan ke baju dan gosok-gosokkan ke tangan itu harganya tidak lebih dari 8 ribu rupiah. Harumnya vanila. Menurut saya sih, biar harganya relatif murah, parfum saya ini punya keharuman yang lumayan tahan lama. Harumnya juga lembut. Tapi itu perasaan saya saja. Mudah-mudahan parfum yang saya pakai tidak mengganggu penciuman orang lain.
Saya lumayan peduli dengan wewangian. Saya pakai parfum untuk menghormati orang lain. Saya menganggap memakai wewangian sebagai bagian dari akhlak yang baik. Prinsip saya, tidak perlu terlalu harum, yang penting asal tidak menebarkan aroma yang mengganggu orang lain. Jadi, kalau ada yang merasa terganggu penciumannya gara-gara parfum yang saya pakai, saya betul-betul minta maaf. Itu pasti tidak saya sengaja.
Kalau sedang berhadapan dengan orang yang tidak harum, saya berusaha membayangkan orang itu adalah diri saya sendiri. Karena setidak-harum apapun diri saya, saya pasti akan berjuang untuk mengkompromikan indra penciuman saya. Saya pernah berdekatan dengan orang yang sangat tidak bersahabat aromanya. Tapi, ini sangat jarang sekali terjadi. Yang lebih sering terjadi adalah berhadapan dengan orang lain yang jauh lebih harum dari saya.
Kalau wewangian yang dipakai seseorang itu saya sukai, wah hampir-hampir saya tidak bisa lukiskan bagaimana perasaan saya. Tidak terlalu berlebihan jika saya katakan bahwa wewangian tertentu bisa membuat saya mabuk kepayang. Suasana hati saya bisa berubah drastis. Saya tidak tahu apakah efek wewangian bisa sehebat itu juga kepada orang lain.
Menurut riwayat, Nabi Muhammad saw itu harum bukan main. Dan banyak pula anjuran beliau agar muslim memakai wewangian dalam kesehariannya, baik dalam kaitannya dengan ibadah maupun bermuamalah. Nabi juga menghindari memakan sesuatu yang akan menimbulkan bau yang kurang enak. Suatu saat, Nabi pernah mengurungkan niat untuk menyantap hidangan. Waktu itu sebagian sahabat bertanya apakah hidangan tersebut haram. Kemudian Nabi menjelaskan bahwa hidangan itu halal, tapi Nabi tidak menyantapnya karena hidangan itu memakai bawang. "Karena saya harus berbicara dengan seseorang, " kata beliau. Sebagian ahli hadis mengatakan seseorang yang Nabi maksud adalah Malaikat Jibril.
Kembali ke soal parfum yang saya pakai. Saya sedapat mungkin menghindari menggunakan parfum yang harganya sampai ratusan ribu. Tujuannya sederhana saja, saya takut jika saya menggunakan parfum mahal, maka niat saya akan berubah yaitu memakai wewangian dengan harapan orang menyukai saya atau supaya orang lain memuji wewangian yang saya pakai. Buat saya, lebih baik tidak harum (asal tidak bau busuk) daripada tergelincir ke dalam suatu keadaan di mana saya sulit bangkit lagi darinya. Tidak ada daya upaya kecuali atas izin Allah.
Saya lumayan peduli dengan wewangian. Saya pakai parfum untuk menghormati orang lain. Saya menganggap memakai wewangian sebagai bagian dari akhlak yang baik. Prinsip saya, tidak perlu terlalu harum, yang penting asal tidak menebarkan aroma yang mengganggu orang lain. Jadi, kalau ada yang merasa terganggu penciumannya gara-gara parfum yang saya pakai, saya betul-betul minta maaf. Itu pasti tidak saya sengaja.
Kalau sedang berhadapan dengan orang yang tidak harum, saya berusaha membayangkan orang itu adalah diri saya sendiri. Karena setidak-harum apapun diri saya, saya pasti akan berjuang untuk mengkompromikan indra penciuman saya. Saya pernah berdekatan dengan orang yang sangat tidak bersahabat aromanya. Tapi, ini sangat jarang sekali terjadi. Yang lebih sering terjadi adalah berhadapan dengan orang lain yang jauh lebih harum dari saya.
Kalau wewangian yang dipakai seseorang itu saya sukai, wah hampir-hampir saya tidak bisa lukiskan bagaimana perasaan saya. Tidak terlalu berlebihan jika saya katakan bahwa wewangian tertentu bisa membuat saya mabuk kepayang. Suasana hati saya bisa berubah drastis. Saya tidak tahu apakah efek wewangian bisa sehebat itu juga kepada orang lain.
Menurut riwayat, Nabi Muhammad saw itu harum bukan main. Dan banyak pula anjuran beliau agar muslim memakai wewangian dalam kesehariannya, baik dalam kaitannya dengan ibadah maupun bermuamalah. Nabi juga menghindari memakan sesuatu yang akan menimbulkan bau yang kurang enak. Suatu saat, Nabi pernah mengurungkan niat untuk menyantap hidangan. Waktu itu sebagian sahabat bertanya apakah hidangan tersebut haram. Kemudian Nabi menjelaskan bahwa hidangan itu halal, tapi Nabi tidak menyantapnya karena hidangan itu memakai bawang. "Karena saya harus berbicara dengan seseorang, " kata beliau. Sebagian ahli hadis mengatakan seseorang yang Nabi maksud adalah Malaikat Jibril.
Kembali ke soal parfum yang saya pakai. Saya sedapat mungkin menghindari menggunakan parfum yang harganya sampai ratusan ribu. Tujuannya sederhana saja, saya takut jika saya menggunakan parfum mahal, maka niat saya akan berubah yaitu memakai wewangian dengan harapan orang menyukai saya atau supaya orang lain memuji wewangian yang saya pakai. Buat saya, lebih baik tidak harum (asal tidak bau busuk) daripada tergelincir ke dalam suatu keadaan di mana saya sulit bangkit lagi darinya. Tidak ada daya upaya kecuali atas izin Allah.
Wednesday, June 24, 2009
capek
Seperti anda juga, saya lumayan capek pas sampai rumah sepulang kerja. Badan pegal-pegal. Harap maklum, jarak dari kantor ke rumah lumayan jauh. Kalau naik motor, waktu tempuh rata-rata dari kantor ke rumah saya itu kira-kira 1-1,5 jam. Saya tahu, banyak orang yang juga senasib atau malah nasib saya mungkin lebih baik dari teman-teman yang lain. Saya capek mungkin karena saya sudah mulai menua.
Nah, waktu sampai rumah dalam keadaan capek, saya pengen betul dapat ini dan itu. Tapi, terkadang ini dan itu yang saya pengen tidak saya dapatkan. Kalau itu yang terjadi, aduh saya jadi kesel dan mau marah. Kadang saya bisa menahan kesal dan marah di dalam hati saja. Kadang, kesal dan marah itu terucap juga, walaupun sudah saya tahan-tahan. Ini mungkin bukti bahwa capek itu ada tingkatannya. Semakin tinggi tingkatan capek, semakin susah kita menahan emosi. Mungkin begitu ya.
Belakangan saya sadar kalau yang capek itu bukan saya doang. Orang lain juga capek. Boleh jadi, tingkatan capeknya orang lain jauh lebih tinggi daripada tingkatan capeknya saya. Boleh saja saya mengaku-aku, kerja saya lebih keras dari orang itu atau perjalanan saya dari kantor ke rumah lebih jauh daripada dia. Tapi, saya ingat lagi, kan saya tidak pernah menjalani aktifitas dia sehari-hari. Lalu, saya tahu dari mana kalau dia tidak lebih capek dari saya?
Akhirnya, saya belajar menerima bahwa saya boleh saja capek dan punya kepengenan ini dan itu untuk menawar rasa capek sepulang kerja. Tapi, yang tidak boleh sering-sering saya lakukan adalah marah-marah cuma gara-gara tidak dapat ini dan itu begitu sampai rumah, karena yang capek kan bukan saya doang. Lagipula, penawar capek apalagi yang lebih sempurna daripada tiba di rumah dengan selamat dan kembali bertemu dengan istri dan anak-anak? Wallahu 'alam.
Nah, waktu sampai rumah dalam keadaan capek, saya pengen betul dapat ini dan itu. Tapi, terkadang ini dan itu yang saya pengen tidak saya dapatkan. Kalau itu yang terjadi, aduh saya jadi kesel dan mau marah. Kadang saya bisa menahan kesal dan marah di dalam hati saja. Kadang, kesal dan marah itu terucap juga, walaupun sudah saya tahan-tahan. Ini mungkin bukti bahwa capek itu ada tingkatannya. Semakin tinggi tingkatan capek, semakin susah kita menahan emosi. Mungkin begitu ya.
Belakangan saya sadar kalau yang capek itu bukan saya doang. Orang lain juga capek. Boleh jadi, tingkatan capeknya orang lain jauh lebih tinggi daripada tingkatan capeknya saya. Boleh saja saya mengaku-aku, kerja saya lebih keras dari orang itu atau perjalanan saya dari kantor ke rumah lebih jauh daripada dia. Tapi, saya ingat lagi, kan saya tidak pernah menjalani aktifitas dia sehari-hari. Lalu, saya tahu dari mana kalau dia tidak lebih capek dari saya?
Akhirnya, saya belajar menerima bahwa saya boleh saja capek dan punya kepengenan ini dan itu untuk menawar rasa capek sepulang kerja. Tapi, yang tidak boleh sering-sering saya lakukan adalah marah-marah cuma gara-gara tidak dapat ini dan itu begitu sampai rumah, karena yang capek kan bukan saya doang. Lagipula, penawar capek apalagi yang lebih sempurna daripada tiba di rumah dengan selamat dan kembali bertemu dengan istri dan anak-anak? Wallahu 'alam.
pertemanan
"Amrie, apa proposal sampeyan diterima?"
"Tidak mas. Aku tidak masuk shortlist katanya"
"Lho, kok bisa?"
"Ya, karena mereka menilai saya tidak memenuhi kualifikasi tertentu yang mereka butuhkan."
"Lha, kan kalian kan berteman?"
"Yah, tidak apa-apa lah mas. Saya bisa terima kok. Pertemanan kan kurang baik kalau dimanfaatkan untuk memaksakan hal-hal seperti ini."
"Yah, saya ndak jadi deh dapet traktiran dari sampeyan."
"Soal traktiran sih tidak usah bergantung apa proposal saya diterima atau ditolak mas. Asal tidak mahal-mahal, saya masih bersedia traktir kok mas, hehehe."
"Tidak mas. Aku tidak masuk shortlist katanya"
"Lho, kok bisa?"
"Ya, karena mereka menilai saya tidak memenuhi kualifikasi tertentu yang mereka butuhkan."
"Lha, kan kalian kan berteman?"
"Yah, tidak apa-apa lah mas. Saya bisa terima kok. Pertemanan kan kurang baik kalau dimanfaatkan untuk memaksakan hal-hal seperti ini."
"Yah, saya ndak jadi deh dapet traktiran dari sampeyan."
"Soal traktiran sih tidak usah bergantung apa proposal saya diterima atau ditolak mas. Asal tidak mahal-mahal, saya masih bersedia traktir kok mas, hehehe."
Monday, May 04, 2009
dalam diam
ketiadaan kata-kata
adalah keindahan
ketika lisan tak mampu
mengucap apa yang
dirasa oleh hati
kebisuan adalah bahasa
yang dilafalkan
jika kata-kata tidak
menjangkau apa yang
dikecap oleh hati
diam adalah selimut
yang dikenakan
saat ucapan tak lagi
menghangatkan hati
yang dicengkram
dinginnya rindu
hening adalah biduk
yang dikayuh
ketika semua bahasa
karam dalam bayang-bayang
raut wajah dia
adalah keindahan
ketika lisan tak mampu
mengucap apa yang
dirasa oleh hati
kebisuan adalah bahasa
yang dilafalkan
jika kata-kata tidak
menjangkau apa yang
dikecap oleh hati
diam adalah selimut
yang dikenakan
saat ucapan tak lagi
menghangatkan hati
yang dicengkram
dinginnya rindu
hening adalah biduk
yang dikayuh
ketika semua bahasa
karam dalam bayang-bayang
raut wajah dia
Tuesday, April 14, 2009
kekasihmu maka cintailah
kau tlah melakukan
hal yang luarbiasa
menyakitkan hatinya
skarang lakukanlah
hal yang luarbiasa
hebat demi hatinya
karena tidak ada lagi
yang seperti dia
dia sudah jadi juara
di hatimu
lihatlah dia yang bergaun putih
itulah warna hatinya,
begitu kaubilang
itu orangnya yang berambut panjang
yang tiap helainya pernah buatku
mabuk kepayang
begitu lagi-lagi kaubilang
begitulah hidup kawan
kadang yang indah
luput dari mata saat dia ada
kini terasa setlah tidak ada
duhai diri
cintamu maka peliharalah
kekasihmu maka cintailah
hal yang luarbiasa
menyakitkan hatinya
skarang lakukanlah
hal yang luarbiasa
hebat demi hatinya
karena tidak ada lagi
yang seperti dia
dia sudah jadi juara
di hatimu
lihatlah dia yang bergaun putih
itulah warna hatinya,
begitu kaubilang
itu orangnya yang berambut panjang
yang tiap helainya pernah buatku
mabuk kepayang
begitu lagi-lagi kaubilang
begitulah hidup kawan
kadang yang indah
luput dari mata saat dia ada
kini terasa setlah tidak ada
duhai diri
cintamu maka peliharalah
kekasihmu maka cintailah
Thursday, March 12, 2009
penafsir kerinduan
hanya saat tubuhku rebah
bersamamu mimpi buruk
sama indahnya dengan mimpi
indah
itulah sababmusabab
kuwajibkan atas diriku
merindumu
kaulah yang halal
dan baik
kaulah yang tinggi tapi
tak luput dari jangkauan
halalkan diriku
bagimu
teguk habis anggur
yang dahulu kaudamba
Thursday, February 19, 2009
doa si pengantar comro
ya Tuhanku jika turunnya hujan pagi ini
akan membawa manfaat bagi banyak orang
kumohon jangan Kau tunda turunnya hingga siang
namun jika turunnya hujan siang nanti
akan membawa banyak manfaat bagi lebih banyak orang
kumohon ya Tuhan boleh kiranya Kau tunda turunnya pagi ini
karena aku akan mengantar sesuatu untuk mereka tercinta
pagi ini
dengan doa apa yang kubawa dapat membawa berkah dan
menghapus segala dosa
seperti hujan
yang Kau turunkan ke bumi
akan membawa manfaat bagi banyak orang
kumohon jangan Kau tunda turunnya hingga siang
namun jika turunnya hujan siang nanti
akan membawa banyak manfaat bagi lebih banyak orang
kumohon ya Tuhan boleh kiranya Kau tunda turunnya pagi ini
karena aku akan mengantar sesuatu untuk mereka tercinta
pagi ini
dengan doa apa yang kubawa dapat membawa berkah dan
menghapus segala dosa
seperti hujan
yang Kau turunkan ke bumi
Monday, February 16, 2009
pujian, diam dan konteks dari segala sesuatu
Suatu hari, Imam Khomeini mengingatkan istrinya agar lebih berhati-hati dalam berkata-kata dan menjauhi dari perbuatan bergunjing (ghibah) . Hal demikian dikatakan Imam Khomeini setelah dia mendengar sang istri memuji salah satu pelayannya yang dinilai baik dalam bekerja. "Tapi Agha, aku tidak berghibah, aku hanya mengatakan bahwa ia pelayan yang baik," kata Fatema Khanom, istri Imam.
Dengan lemah lembut Imam Khomeini menjelaskan kepada istrinya bahwa pujian kepada salah satu pembantunya itu tidak baik jika didengar oleh pembantunya yang lain.
Apakah kejadian di atas berarti Imam Khomeini tidak suka memuji? Tidak juga. Karena Imam sering memuji istrinya. Pernah suatu kali salah seorang putri Imam Khomeini mengatakan bahwa ibunya beruntung karena memiliki suami seperti dia. Menanggapi ucapan itu Imam mengatakan,
Tapi, Imam bukan tipe orang yang mengumbar pujian. Dia memberikan pujian kepada orang yang benar-benar layak mendapatkannya dan pada waktu yang benar-benar tepat. Imam tidak pernah memuji orang lain atau bersikap ramah terhadap orang lain supaya makin banyak orang yang menyukainya.
Imam Khomeini sangat menganjurkan agar seseorang benar-benar berhati-hati dalam berkata-kata, memilih kata-kata dan waktu untuk berkata-kata. Seperti kisah-kisah di atas, sikap dan perkataan Imam tidak pernah lepas dari konteks yang terjadi pada saat itu. Perkataan yang benar tapi disampaikan pada yang kurang pas dapat menimbulkan hasil yang tidak diharapkan.
Kepada putrinya, Imam Khomeini pernah mengatakan,
---------
Referensi: "Potret Sehari-hari Imam Khomeini", penerbit Pustaka IIman, Cetakan II, Januari 2007.
Dengan lemah lembut Imam Khomeini menjelaskan kepada istrinya bahwa pujian kepada salah satu pembantunya itu tidak baik jika didengar oleh pembantunya yang lain.
"Yang kau ucapkan itu termasuk berghibah, karena pelayan yang lain bisa mendengar ucapanmu. Ia akan menafsirkan bahwa kau mengatakan ia tidak baik. Itulah sebabnya ucapanmu termasuk ghibah," ucap sang Imam.
Apakah kejadian di atas berarti Imam Khomeini tidak suka memuji? Tidak juga. Karena Imam sering memuji istrinya. Pernah suatu kali salah seorang putri Imam Khomeini mengatakan bahwa ibunya beruntung karena memiliki suami seperti dia. Menanggapi ucapan itu Imam mengatakan,
"Aku yang beruntung mendapat istri seperti dia. Tak seorang pun mengorbankan
hidupnya seperti dia. Jika kau seperti Khanom (istri Imam), kau pun akan sangat
disayangi suamimu."
Tapi, Imam bukan tipe orang yang mengumbar pujian. Dia memberikan pujian kepada orang yang benar-benar layak mendapatkannya dan pada waktu yang benar-benar tepat. Imam tidak pernah memuji orang lain atau bersikap ramah terhadap orang lain supaya makin banyak orang yang menyukainya.
"Berhati-hatilah, jangan memperhatikan penampilan luar. Jika kau ingin
menunjukkan pada orang bahwa kau begini atau begitu, itu berarti riya," ucap
Imam suatu saat.
Imam Khomeini sangat menganjurkan agar seseorang benar-benar berhati-hati dalam berkata-kata, memilih kata-kata dan waktu untuk berkata-kata. Seperti kisah-kisah di atas, sikap dan perkataan Imam tidak pernah lepas dari konteks yang terjadi pada saat itu. Perkataan yang benar tapi disampaikan pada yang kurang pas dapat menimbulkan hasil yang tidak diharapkan.
Jika kita belum menemukan kata-kata dan waktu yang baik untuk dikatakan, diam
boleh jadi adalah opsi yang paling baik untuk dipilih.
Kepada putrinya, Imam Khomeini pernah mengatakan,
"jika suamimu kesal, atau ia mengatakan sesuatu padamu karena alasan apa pun,Imam paham benar bahwa kita tidak dapat benar-benar menarik kembali perkataan yang sudah terlanjur terucap karena jika perkataan itu buruk, dia terlanjur membekas di hati orang lain yang terlukai hatinya karena ucapan itu.
atau jika ia berlaku tidak baik, janganlah mengatakan apa-apa saat itu juga,
meskipun seandainya kau benar. Tunggulah hingga ia tenang, baru kemukakan apa
yang ingin kau katakan."
---------
Referensi: "Potret Sehari-hari Imam Khomeini", penerbit Pustaka IIman, Cetakan II, Januari 2007.
Tuesday, February 10, 2009
ma
maaf ma
karena saya tidak punya terlalu banyak itu
jadi kamu tidak bisa nonton dia
padahal saya tahu kamu sangat ingin
maaf ma
karena tidak ada pada diri saya
satu saja yang bisa kamu banggakan
yang bisa kamu ceritakan ke teman-teman
maaf ma
untuk sedikit sekali waktu saya untuk kamu
untuk banyak sekali sakit kamu untuk saya
yang tidak kamu ceritakan ke teman-teman
maaf ma
karena saya yang sering lupa
bahwa cinta kamu tanpa syarat
dari dulu sampai sekarang
untuk saya
maaf ya ma
karena saya tidak punya terlalu banyak itu
jadi kamu tidak bisa nonton dia
padahal saya tahu kamu sangat ingin
maaf ma
karena tidak ada pada diri saya
satu saja yang bisa kamu banggakan
yang bisa kamu ceritakan ke teman-teman
maaf ma
untuk sedikit sekali waktu saya untuk kamu
untuk banyak sekali sakit kamu untuk saya
yang tidak kamu ceritakan ke teman-teman
maaf ma
karena saya yang sering lupa
bahwa cinta kamu tanpa syarat
dari dulu sampai sekarang
untuk saya
maaf ya ma
Friday, January 30, 2009
syair penjual kacang
Al-Habib, seorang yang dikasihi oleh banyak orang dan senantiasa didambakan kemuliaan hatinya, malam itu mengimami shalat Isya’ suatu jamaah yang terdiri dari para pejabat negara dan pemuka masyarakat.
Berbeda dengan adatnya, sesudah tahiyyat akhir diakhiri dengan salam, Al-Habib langsung membalikkan tubuhnya, menghadapkan wajahnya kepada para jamaah dan menyorotkan matanya tajam-tajam.
”Salah satu dari kalian keluarlah sejenak dari ruangan ini,” katanya, ”Di halaman depan sedang berdiri seorang penjual kacang godok. Keluarkan sebagian dari uang kalian, belilah barang beberapa bungkus.”
Beberapa orang langsung berdiri dan berlari keluar, dan kembali ke ruangan beberapa saat kemudian.
”Makanlah kalian semua,” lanjut Al-Habib, ”Makanlah biji-biji kacang itu, yang diciptakan oleh Allah dengan kemuliaan, yang dijual oleh kemuliaan, dan dibeli oleh kemuliaan.”
Para jamaah tak begitu memahami kata-kata Al-Habib, sehingga sambil menguliti dan memakan kacang, wajah mereka tampak kosong.
”Setiap penerimaan dan pengeluaran uang,” kata Al-Habib, ”hendaklah dipertimbangkan berdasarkan nilai kemuliaan. Bagaimana mencari uang, bagaimana sifat proses datangnya uang ke saku kalian, untuk apa dan kepada siapa uang itu dibelanjakan atau diberikan, akan menjadi ibadah yang tinggi derajatnya apabila diberangkatkan dari perhitungan untuk memperoleh kemuliaan.”
”Tetapi ya Habib,” seseorang bertanya, ”apa hubungannya antara kita beli kacang malam ini dengan kemuliaan?”
Al-Habib menjawab, ”Penjual kacang itu bekerja sampai nanti larut malam atau bahkan sampai menjelang pagi. Ia menyusuri jalanan, menembus gang-gang kota dan kampung-kampung. Di malam hari pada umumnya orang tidur, tetapi penjual kacang itu amat yakin bahwa Allah membagi rejeki bahkan kepada seekor nyamuk pun. Itu taqwa namanya.
Berbeda dari sebagian kalian yang sering tak yakin akan kemurahan Allah, sehingga cemas dan untuk menghilangkan kecemasan dalam hidupnya ia lantas melakukan korupsi, menjilat atasan serta bersedia melakukan dosa apa pun saja asal mendatangkan uang.”
Suasana menjadi hening. Para jamaah menundukkan kepala dalam-dalam. Dan Al-Habib meneruskan, ”Istri dan anak penjual kacang itu menunggu di rumah, menunggu dua atau tiga rupiah hasil kerja semalaman. Mereka ikhlas dalam keadaan itu. Penjual kacang itu tidak mencuri atau memperoleh uang secara jalan pintas lainnya. Kalau ia punya situasi mental pencuri, tidaklah ia akan tahan berjam-jam berjualan.”
”Punyakah kalian ketahanan mental setinggi itu?” Al-Habib bertanya, ”Lebih muliakah kalian dibanding penjual kacang itu, atau ia lebih mulia dari kalian? Lebih rendahkah derajat penjual kacang itu dibandingkan kalian, atau di mata Allah ia lebih tinggi maqam-nya dari kalian? Kalau demikian, kenapa di hati kalian selalu ada perasaan dan anggapan bahwa seorang penjual kacang adalah orang rendah dan orang kecil?”
Dan ketika akhirnya Al-Habib mengatakan, ”Mahamulia Allah yang menciptakan kacang, sangat mulia si penjual itu dalam pekerjaannya, serta mulia pulalah kalian yang membeli kacang berdasar makrifat terhadap kemuliaan…” – salah seorang berteriak, melompat dan memeluk tubuh Al-Habib erat-erat.
1987 (Emha Ainun Nadjib)
Diambil dari Somewhere Over the Rainbow.
Berbeda dengan adatnya, sesudah tahiyyat akhir diakhiri dengan salam, Al-Habib langsung membalikkan tubuhnya, menghadapkan wajahnya kepada para jamaah dan menyorotkan matanya tajam-tajam.
”Salah satu dari kalian keluarlah sejenak dari ruangan ini,” katanya, ”Di halaman depan sedang berdiri seorang penjual kacang godok. Keluarkan sebagian dari uang kalian, belilah barang beberapa bungkus.”
Beberapa orang langsung berdiri dan berlari keluar, dan kembali ke ruangan beberapa saat kemudian.
”Makanlah kalian semua,” lanjut Al-Habib, ”Makanlah biji-biji kacang itu, yang diciptakan oleh Allah dengan kemuliaan, yang dijual oleh kemuliaan, dan dibeli oleh kemuliaan.”
Para jamaah tak begitu memahami kata-kata Al-Habib, sehingga sambil menguliti dan memakan kacang, wajah mereka tampak kosong.
”Setiap penerimaan dan pengeluaran uang,” kata Al-Habib, ”hendaklah dipertimbangkan berdasarkan nilai kemuliaan. Bagaimana mencari uang, bagaimana sifat proses datangnya uang ke saku kalian, untuk apa dan kepada siapa uang itu dibelanjakan atau diberikan, akan menjadi ibadah yang tinggi derajatnya apabila diberangkatkan dari perhitungan untuk memperoleh kemuliaan.”
”Tetapi ya Habib,” seseorang bertanya, ”apa hubungannya antara kita beli kacang malam ini dengan kemuliaan?”
Al-Habib menjawab, ”Penjual kacang itu bekerja sampai nanti larut malam atau bahkan sampai menjelang pagi. Ia menyusuri jalanan, menembus gang-gang kota dan kampung-kampung. Di malam hari pada umumnya orang tidur, tetapi penjual kacang itu amat yakin bahwa Allah membagi rejeki bahkan kepada seekor nyamuk pun. Itu taqwa namanya.
Berbeda dari sebagian kalian yang sering tak yakin akan kemurahan Allah, sehingga cemas dan untuk menghilangkan kecemasan dalam hidupnya ia lantas melakukan korupsi, menjilat atasan serta bersedia melakukan dosa apa pun saja asal mendatangkan uang.”
Suasana menjadi hening. Para jamaah menundukkan kepala dalam-dalam. Dan Al-Habib meneruskan, ”Istri dan anak penjual kacang itu menunggu di rumah, menunggu dua atau tiga rupiah hasil kerja semalaman. Mereka ikhlas dalam keadaan itu. Penjual kacang itu tidak mencuri atau memperoleh uang secara jalan pintas lainnya. Kalau ia punya situasi mental pencuri, tidaklah ia akan tahan berjam-jam berjualan.”
”Punyakah kalian ketahanan mental setinggi itu?” Al-Habib bertanya, ”Lebih muliakah kalian dibanding penjual kacang itu, atau ia lebih mulia dari kalian? Lebih rendahkah derajat penjual kacang itu dibandingkan kalian, atau di mata Allah ia lebih tinggi maqam-nya dari kalian? Kalau demikian, kenapa di hati kalian selalu ada perasaan dan anggapan bahwa seorang penjual kacang adalah orang rendah dan orang kecil?”
Dan ketika akhirnya Al-Habib mengatakan, ”Mahamulia Allah yang menciptakan kacang, sangat mulia si penjual itu dalam pekerjaannya, serta mulia pulalah kalian yang membeli kacang berdasar makrifat terhadap kemuliaan…” – salah seorang berteriak, melompat dan memeluk tubuh Al-Habib erat-erat.
1987 (Emha Ainun Nadjib)
Diambil dari Somewhere Over the Rainbow.
munajat kami
Ya Allah, kami tidak menghendaki sesuatu kecuali apa-apa yang Engkau kehendaki untuk kami. Jika Engkau berkenan, perkenankanlah kami memperoleh apa-apa yang paling baik untuk kami menurut Engkau. Berikanlah kami kesabaran jika apa-apa yang Engkau kehendaki untuk kami tidak sesuai dengan yang kami kehendaki. Karena sesungguhnya Engkaulah yang paling mengetahui apa-apa yang paling baik dan indah untuk kami. Amiin.
Friday, January 16, 2009
cantik itu...
cantik itu putih... hatinya.
cantik itu manis... tutur katanya.
cantik itu halus... perangainya.
cantik itu tinggi... budi pekertinya.
cantik itu baik... prasangkanya.
cantik itu indah... perspektifnya.
cantik itu lurus... niatnya.
cantik itu berkilau... kesederhanaannya.
cantik itu murah... senyumnya.
cantik itu mahal... cemberutnya.
cantik itu mudah... maafnya.
cantik itu susah... marahnya.
cantik itu banyak... syukurnya.
cantik itu sedikit... butuhnya.
cantik itu dekat... kasihnya.
cantik itu jauh... bencinya.
cantik itu sempurna...
...dalam ketidaksempurnaannya.
cantik itu mengetahui...
...bahwa dia tidak cantik.
cantik itu mengetahui...
...bahwa kecantikan bukanlah segala-galanya.
cantik itu mengetahui...
...bahwa kecantikan bukanlah tujuan.
cantik itu mengetahui...
...bahwa kecantikan adalah alat
untuk membagi sebanyak mungkin
kebaikan bagi sebanyak mungkin orang.
cantik itu manis... tutur katanya.
cantik itu halus... perangainya.
cantik itu tinggi... budi pekertinya.
cantik itu baik... prasangkanya.
cantik itu indah... perspektifnya.
cantik itu lurus... niatnya.
cantik itu berkilau... kesederhanaannya.
cantik itu murah... senyumnya.
cantik itu mahal... cemberutnya.
cantik itu mudah... maafnya.
cantik itu susah... marahnya.
cantik itu banyak... syukurnya.
cantik itu sedikit... butuhnya.
cantik itu dekat... kasihnya.
cantik itu jauh... bencinya.
cantik itu sempurna...
...dalam ketidaksempurnaannya.
cantik itu mengetahui...
...bahwa dia tidak cantik.
cantik itu mengetahui...
...bahwa kecantikan bukanlah segala-galanya.
cantik itu mengetahui...
...bahwa kecantikan bukanlah tujuan.
cantik itu mengetahui...
...bahwa kecantikan adalah alat
untuk membagi sebanyak mungkin
kebaikan bagi sebanyak mungkin orang.
Monday, January 05, 2009
not available
Louis: You see that old woman? That will never happen to you. You will never grow old, and you will never die.
Claudia: And it means something else too, doesn't it? I shall never ever grow up.
~ Interview with The Vampire
Jalan sendiri bukan berarti tidak sudi ditemani. Tidak ada satu pun jendela messenger yang terbuka bukan berarti tak mau memulai berbincang. Begitupun, tangan diam tak menulis tak mesti berarti hati berhenti merasa.
Diam bukan karena tidak ingin berkata-kata. Memalingkan pandang tak perlu diartikan berhenti menatap. Seperti halnya, menutup telinga tidak harus ditafsirkan selesai mendengarkan.
Tidak selamanya kesediaan menunjukkan kesediaan. Di dalam ketidaksediaan ada kesediaan. Seribu satu kata tak pasti mengandung makna. Di dalam diam ada seribu satu makna. Makna atau kata-kata yang kita cari?
Pemberian selamanya adalah pemberian. Pemberian tidak membuat si pemberi menjadi suci. Yang suci adalah perbuatan memberi. Yang suci adalah perbuatan memberi. Wahai pemberi, teruslah memberi, berhentilah menatap mata penerima.
Subscribe to:
Posts (Atom)