~ Michael Learns to Rock
Kalau kita tidak bisa menghibur hati orang lain, setidak-tidaknya kita tidak melukai hati mereka. Itulah prinsip yang selama ini sedapat mungkin saya jalankan. Tapi, prinsip tinggal lah prinsip, sudah tidak bisa menyenangkan, saya malah melukai hati orang lain. Seperti yang saya lakukan baru-baru ini.
Dengan maksud berguyon, kepada seorang teman saya mengatakan sesuatu yang -- saya sendiri tahu itu -- tidak pantas saya katakan. Cuma dibutuhkan beberapa detik untuk mengeluarkan kata-kata itu, tapi berhari-hari saya menyesalinya. Untuk itu, saya minta maaf kepada yang bersangkutan. Alhamdulillah, dia mau memaafkan saya.
Kejadian itu membuat saya sadar bahwa perbuatan tidak menyakiti hati orang lain itu lebih sulit daripada menghibur orang lain. Seperti halnya kegiatan mencegah dari perbuatan buruk (nahi munkar) mungkin lebih sulit daripada menyeru kepada sesuatu yang baik (amar ma'ruf).
Tidak terlalu sulit buat kita untuk mengetahui hal-hal atau perbuatan-perbuatan apa yang bisa menyenangkan hati orang lain. Tapi, mungkin kita akan terus meraba-raba untuk mengetahui cara agar perbuatan dan perkataan kita tidak melukai hati orang lain.
Kita selalu punya banyak alasan untuk menyenangkan hati orang lain. Tapi, kita tidak punya sedikitpun alasan untuk melukai hati mereka. Tidak ada sama sekali.
10 comments:
Minimal minta maaf sdh dilakukan, dan berniat tdk mengulangi lagie, halah...hee(mas amrie jauh belih faham masalah ini).
Candaan dgn 7-an menenangkan/justru menyakitkan org lain (tolok ukurnya pribadi saya). Klo setelahnya ada hati yg kurang "sreg"/kurang enak, pasti ada yg salah dr apa yg kluar sbg wujud kelakuan saya, jd..mencoba& mencoba slalu yg terbaik bg org lain...(bgitu tdk yach?)^_^
:), bersyukurlah selalu karena kita masih diberikan hati dan kesadaran atas apa yang sudah kita lakukan, baik itu baik dan buruk. Tidak ada kata terlambat untuk meminta maaf, apalagi kalo kita sadar kita secara tidak langsung telah menyakiti hati orang lain... Jangan pernah menunda kata maaf, apabila kita sadar kalo kita sudah menyakiti hati seseorang...
Nica posting Amrie agha, beruntung sekali... :)
kunjungi blog baru saya di http://wearefreethinks.blogspot.com/ kedepannya tema2 yang saya angkat adalah hal2 yang masih tabu untuk dibicarakan. tks
@ noerce:
iya, nur, kadang kita kebablasan waktu guyon.
@ uq1e:
iya, syukur saya masih diberi waktu utk minta maaf.
nica comment juga, ukie jan. siapa yg beruntung?
@ we are..
saya sudah melakukan kunjungan balik, mas/mbak. banyak terima kasih.
Assalamu'alaikum Amrie...
Pha kbr? Gmn dengan suasana kantor br?
Mnrt sy, karakter tiap orang berbeda,ada yang mudah tersinggung ada yang tidak.
Mungkin kita harus memahami dulu karakter orang yang akan kita ajak bicara.
Pikirkan dulu sebelum berbicara apakah ucapan kita akan menyakiti orang itu atau tidak.
Seperti kt mba Nur dan uq1e, kita harus minta maaf bila kita sadar telah menyakiti orang lain. Dan Amrie sudah melakukan itu. Selanjutnya Amrie tdk mengulangi lg.
Btw, mksh yah dah ksh komen di blog sy, udah dijwb :)
Nyambung komen di blog ukie, mau dunk pinjem novel "The Kite Runner" :D
wassalam
@ eni:
benar, eni, pikir dulu sebelum bicara.
kapan2 saya mampir ke hol, saya usahakan bawa novelnya, insya Allah.
Siiplah...
Trims sebelumnya :)
menyesal..menyesal..wah klo mendengar kata menyesal paling ga enak bgt deh, makanya bener kata ukie, kita harus banyak bersyukur krena msh diberikan hati dan kesadaran atas apa yang sudah kita lakukan, tidak ada kata gengsi deh untuk meminta maaf dan tidak ada kata terlambat juga meminta maaf kepada orang lain, apalagi bila kita menyadari bahwa telah meyakiti hatinya, harus buru-buru deh minta maaf..
sukses yah mas amrie buat tulisannya..
:)
@ hafshah:
betul, tiara, betul..
terima kasih, tiara, terima kasih..
novel amrie dah eni terima. Mksh ya dah dipinjemin. Lumayan bwt bacaan di kreta :D
Post a Comment