Wednesday, June 18, 2008

yusuf


Kita semua seperti Zulaikha, budak penglihatan dan korban dari penampilan.


~ Jami

Kisah Yusuf adalah "kisah yang paling baik" yang pernah diwahyukan Allah kepada Muhammad Rasulullah (QS. Yusuf: 3). Kisah Yusuf memiliki spektrum luas dan sangat kaya dengan pelajaran. Saya beruntung jika dapat menceritakan kepingan paling kecil dari kisah Yusuf dan mampu mengambil pelajaran yang paling sederhana dari kepingan kisah itu.

Allah menciptakan Yusuf sebagai manusia paling rupawan dari jenis laki-laki. Saya tidak punya referensi yang menerangkan tentang keindahan rupa Yusuf selain dari buku "Yusuf & Zulaikha" karya Hakim Nuruddin Abdurrahman Jami. Di dalam bukunya, Jami', sufi penyair Persia yang masyhur, melukiskan ketampanan Yusuf sebagai berikut:
"Bagaimana aku dapat menggambarkan daya tarik remaja ini, yang lebih indah bahkan dari malaikat dan bidadari surga? Ia adalah bulan di cakrawala keanggunan yang bercahaya di dalam dan di luar. Bulan? Bukan, matahari yang bersinar! Tetapi bahkan matahari pun hanyalah suatu bayangan udara dari kemegahan sumber abadi, yang suci, cahaya tak bercela di atas segala pembatasan tentang 'apa' dan 'bagaimana'."
Allah telah menakdirkan bahwa bayangan ketampanan dan keindahan rupa Yusuf masuk ke dalam mimpi Zulaikha, seseorang yang bahkan belum pernah melihat Yusuf. Sejak mendapat mimpi itu, Zulaikha telah jatuh cinta dan tergila-gila pada sosok rupawan tak bernama yang muncul dalam mimpinya.

Sang pecinta, Zulaikha, adalah putri kesayangan seorang raja yang makmur, berkuasa, dan termasyhur yang bernama Taimus. Sebelum bayangan Yusuf hadir ke dalam mimpinya, hari-hari Zulaikha penuh dengan suka-cita, siang maupun malam. Sebagaimana dilukiskan Jami':

"Tak pernah hatinya tertekan oleh kesedihan paling kecil sekalipun, tak pernah ada duri yang sampai menggores kakinya. Tak pernah ia jatuh cinta, tak pernah pula ia menjadi kekasih seseorang, ia tak peduli akan nafsu seperti itu."

Seperti Yusuf, kecantikan Zulaikha pun begitu masyhur. Kecantikan Zulaikha pun telah mengundang banyak raja maupun pangeran dari berbagai negeri untuk meminangnya. Tapi, sebanyak pria yang meminangnya, sebanyak itulah penolakan yang diberikan pihak Zulaikha. Tentang kecantikan Zulaikha, Jami' antara lain menulis:

"Zulaikha adalah bintang yang paling cantik pada cakrawalanya, permata yang paling gemerlap dalam kejayaannya. Menangkap kecantikannya saja dalam ucapan dan tulisan seakan mustahil, dan apalagi yang dapat saya katakan pada emas dan permatanya?"

Jalan nasib yang berliku akhirnya mempertemukan Yusuf dengan Zulaikha. Cinta Zulaikha kepada Yusuf sudah tidak bisa lagi dia bendung. Zulaikha akhirnya menyatakan cintanya kepada Yusuf yang saat itu telah menjadi anak angkat Wazir Agung Mesir, suami Zulaikha:

"'Wahai cahaya mataku, wahai suluh yang lembut, yang berkat sinar cahayanya aku tidak memerlukan bulan! Aku tahu tak mempunyai arti di matamu. Di antara semua pelayanmu, akulah budak yang paling rendah, tetapi mengapa engkau tak dapat menaruh belas kasihan kepada seorang perempuan udak yang malang, dan menghibur dalam kesedihannya? 'Tunjukkan kepadaku suatu kebaikan, izinkan aku memuaskan hasratku pada bibirmu. Biarlah hatimu mencair, sekalipun hanya sejenak, dan berikan kembali kepadaku kedamaian pikiranku. Berikanlah sejenak waktu untuk menemaniku, dan saksikanlah keluasan maksud baik yang aku rasakan bagimu."

Zulaikha yang hati telah terbakar cinta menggunakan berjuta cara dan rayuan untuk mendapatkan Yusuf. Tapi, sejuta cara yang digunakan Zulaikha, sejuta penolakan pula yang Yusuf berikan kepadanya:

"Dengarkanlah aku. Engkau yang hati dan jiwanya terbungkuk karena beratnya cintamu kepadaku, apabila pengakuan cintamu sepenuhnya benar seperti cahaya fajar, maka seharusnyalah mengikut bahwa satu-satunya keinginanmu adalah menyesuaikan diri dengan hasratku. Sekarang, yang aku minta kepadamu adalah melayanimu, dan apabila engkau menolak permintaanku ini, maka bukanlah itu cara seseorang mencintai. Hati yang rindu cinta tidak mencari apa-apa kecuali untuk memuaskan si tercinta, kepuasan pribadi sepenuhnya akan dikorbankan ke dalam hasrat untuk menyenangkan (si tercinta)."

Puncaknya adalah ketika Zulaikha memerangkap Yusuf di dalam istana yang dia buatkan untuknya. Pada kesempatan itulah, Yusuf hampir jatuh ke dalam cumbu-rayu Zulaikha, namun Allah menyelematkan beliau alaihissalam. Karena, seperti dikisahkan dalam Al-Quran, Yusuf pun "berkehendak" kepada Zulaikha. Saat Yusuf berusaha berpaling dan berusaha melarikan diri, Zulaikha menarik bagian belakang jubah Yusuf hingga robek. Karena sang Wazir Agung lebih memercayai dusta Zulaikha meskipun semua bukti memberatkan sang istri, hukuman pun ditimpakan kepada Yusuf yang sebenarnya adalah korban kejahatan Zulaikha.

Roda zaman kemudian berputar. Keistimewaan Yusuf yang dapat menafsirkan mimpi diketahui oleh raja. Yusuf dibebaskan dari penjara dan setelah berhasil menafsirkan mimpi raja, ia diangkat sebagai Wazir Agung Mesir yang baru. Jauh sebelumnya, di dalam salah satu mimpinya, Zulaikha pernah melihat bayangan Yusuf sebagai Wazir Agung. Mimpi itulah yang membuat Zulaikha datang ke Mesir dan kemudian melamar Wazir Agung yang ternyata bukanlah laki-laki yang dia lihat dalam mimpi. Sementara itu, Wazir Agung yang lama meninggal dunia karena kesedihan tak terkira lantaran kehilangan kekayaan dan jabatan. Nasib Zulaikha hanya sedikit lebih baik dari sang suami. Ia kehilangan segala kekayaannya, tapi tidak ada nestapa lain yang menghancurkan dia kecuali nestapa cinta karena Yusuf yang semakin menghancurkan ruh dan raganya. Jami melukiskan kebangkitan Yusuf, dan keterpurukan Zulaikha dengan sangat indah:

"Karena demikianlah jalan langit dalam kediaman kekecewaan ini: perlahan dalam cinta, cepat dalam kebencian, mengangkat seseorang setinggi matahari yang memuncak, membaringkan yang lainnya terkapar bagai bayangan."

Jalan langit pula yang akhirnya mempertemukan kembali Yusuf dengan Zulaikha. Yusuf tidak lagi mengenali sosok Zulaikha yang tua-renta dan nyaris buta dan hidup sebagai gelandangan. Kegagalannya mendapatkan cinta Yusuf telah merenggut kecantikan dan kemudaan Zulaikha. Keterpisahan dengan Yusuf telah menghancurkan jiwa Zulaikha. Hilangnya cahaya wajah Yusuf membuat kedua mata Zulaikha tenggelam dalam air mata darah. Harta Zulaikha telah terkuras bagi siapa saja yang menyanyikan pujian bagi Yusuf. Atas izin Allah, Yusuf mengembalikan kemudaan dan kecantikan Zulaikha. Dengan izin dari Allah pula, Yusuf kemudian dipersatukan dengan Zulaikha. Belakangan, Yusuf baru mengetahui bahwa Zulaikha masih suci dan tidak pernah disentuh oleh Wazir Agung yang lama yang pernah menjadi suaminya. Ketika mendengar penjelasan mengenai bagaimana Zulaikha menjaga kesuciannya untuk dirinya, Yusuf berkata:

"'Katakan kepadaku, wahai engkau yang bahkan lebih cantik dari bidadari, tidakkah engkau berpikir ini lebih baik daripada yang engkau kehendaki?'

"'Ya!' Jawab Zulaikha. 'Maafkan aku, kepedihan cinta itulah yang menurunkan aku kepada keadaan itu. Hatiku dahulu berada dalam belenggu nafsu yang tanpa batas. Jiwaku disiksa oleh sakit yang tak ada obatnya. Rupamu begitu elok sehingga setiap saat melemparkan perasaan ke dalam gejolak yang bahkan lebih besar. Hal itu lebih besar daripada yang dapat aku tanggung. Maka aku memohon kepdamu untuk menarik ampun atas kejahatanku. Bagaimana mungkin si tercinta menghina si pencinta demi kata-kata yang timbul dari cinta yang mutlak?'"

==================
Referensi:
Hakim Nuruddin Abdurrahman Jami, "Yusuf & Zulaikha", penerjemah, M. Hasyim Assagaf, Penerbit Lentera, Edisi Revisi, Cet. 1, 2002.

7 comments:

dasiLia said...

Mmmmm...kisah Yusuf & Zulaikha sangat indah, hampir sama indahnya seperti kisah Laila & Majnun. Sedahsyat itu cinta membelenggu hati setiap insan. Cinta memang derita yang mengasyikkan.

Btw, harus baca bukunya dulu nih, baru tau kalo kisah cinta Yusuf & Zulaikha itu bagus bangetttt.... :)

noerce said...

ada yg tersindir niy sptnya
he he saya sendiri maskudnya
Bukan lantaran karena saya secantik zulaikha, namun lantaran kisah cinta yang mengungkap "ketampanan" sang pujaan hati yang telah merenggut hati yg tertawan...^_^

Amrie Hakim said...

@ uq1e:
hehehe.. episode itu saya pilih untuk menyampaikan pesan bahwa ketampanan/kecantikan bisa membawa kebaikan atau keburukan bagi si pemiliknya.

@ noerce:
lihat komentar saya untuk ukie jan di atas.

dasiLia said...

Ohh gitu, kirain mo menyampaikan soal kisah cinta mereka...

Mmmmm...iya juga sih...yang tidak terlalu tampan/cantik aja kadang juga begitu, hehehe...

Anonymous said...

jd penasaran baca bukunya :)

Amrie Hakim said...

@ eni:
bukunya ada di meja di kantor saya. kapanpun eni mau, saya akan pinjamkan, insya Allah:)

Unknown said...

Alhamdulillah... buku ini nich yg gue cari2, sempat baca, cmn krn tu lg di rmh tmn adek. Jd bacanya agak buru2 gitu. Tlg donk mas amrie, gue ngga mau pinjem bukunye tapi ingin memilikinya. cause ceritanye agak mirip gitru ame daku cmn blm th akhirnya jd apa ngga... yach di harapkan sich seperti YUSUF N ZULAIKHA, he he he .... Setidaknya buku ini menjadikan daku tetap memperjuangkan cinta ini sm seseorang nan jauh disana...