Dikisahkan, di Hari Natal, saat Imam Khomeini tinggal di Paris, beliau memberitahu kepada para kerabat dan sahabatnya untuk membagi-bagikan hadiah, berupa beragam makanan khas Iran, kepada warga di sekitar rumah tempat tinggal beliau. Setiap bingkisan tersebut dikemas sedemikian rupa dan ditambahkan setangkai bunga di atasnya.1
Sejak Rasulullah masih hidup, umat Kristen memang memiliki tempat tersendiri dalam Islam. Kita mengetahui bahwa saat kaum muslim sedang ditindas sedemikian rupa di Mekkah, Rasulullah memerintahkan agar mereka mencari suaka ke luar Mekkah dan tempat yang dipilih adalah Habasyah, sebuah negeri yang dipimpin Najasyi, seorang raja Kristen yang terkenal adil. Selama bertahun-tahun, dia melindungi kaum muslimin yang mencari perlindungan di negerinya.
Kita juga mengetahui bahwa Rasulullah sangat menghormati Perawan Suci Maria (Maryam) dan Yesus (Nabi Isa as.). Kisah yang sangat masyhur mengenai hal itu adalah saat kaum muslimin menaklukkan Kota Mekkah dan Rasulullah memerintahkan agar seluruh patung berhala yang ada di Ka'bah agar dihancurkan, kecuali lukisan Perawan Suci Maria dan Yesus di dinding Ka'bah.2
Mengenai hal tersebut, Seyyed Hossein Nasr mengatakan, "Dengan melindungi patung orang suci ini, Nabi tidak saja menggarisbawahi perbedaan antara berhala dan patung kudus, melainkan juga menunjukkan bahwa walaupun Islam tidak memperbolehkan penggambaran (kendati) dalam seni yang kudus, tapi itu tidak berarti Islam menolak penggambaran yang telah dianut oleh agama lain yang struktur dan wawasannya berbeda dengan Islam."3
Sebaliknya, kita juga dapat membaca betapa besar penghormatan Muqauqis, seorang penguasa Kristen di Mesir, terhadap Rasulullah dan Islam. Muqauqislah yang dikenal memberikan hadiah yang berlimpah kepada Rasulullah -- termasuk di antaranya salah satu dayang-dayangnya yang bernama Maria al-Qibtiyah yang kemudian diperistri oleh Nabi -- walaupun ia menolak ajakan agar masuk Islam.
Jika saat ini kita masih memandang kaum Kristen berseberangan dengan Islam, mungkin kita perlu membuka kembali lembar sejarah di saat kaum muslimin mendoakan kemenangan Bangsa Romawi ketika bertempur melawan Bangsa Persi. Bangsa Romawi dianggap mewakili orang-orang yang percaya kepada Allah, para rasul, wahyu, dan kitab-kitab, dan akhirat. Sebaliknya, kaum kafir Quraisy berharap sebaliknya karena Bangsa Persi (saat itu) adalah orang-orang musyrik.
Namun, akhirnya kemenangan jatuh ke tangan Bangsa Persi. Lalu, Allah menurunkan kabar gembira tentang kemenangan Bangsa Romawi tak seberapa lama kemudian. Tidak cukup dengan satu kabar gembira ini saja, Allah menegaskan kabar gembira yang lain yaitu pertolongan yang diberikan Allah kepada orang-orang mukmin; ”dan pada hari (kemenangan Bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman, karena pertolongan Allah.” (QS: ar-Rum: 4-5) .4
Boleh jadi dengan perspektif itulah kita, antara lain, dapat menafsirkan apa yang pernah dilakukan oleh Imam Khomeini pada Hari Natal di Paris. Khomeini ingin berbagi kehangatan dan kasih kepada saudara-saudara Kristen yang sedang merayakan Natal. Karena memang muslim dan umat Kristen bersaudara sejak dahulu, dan karena -- hingga titik tertentu -- prinsip-prinsip ajaran kedua agama tersebut berasal dari satu sumber yang sama.
Seorang sahabat beberapa hari lalu membalas sms ucapan selamat Natal dari saya dengan menulis antara lain; "Natal menjadikan kasih dan solidaritas sebagai ciri ke-Indonesiaan." Salam sejahtera semoga tercurah kepada Isa putra Maryam, dan semoga sukacita, rasa syukur dan keberkahan juga tercurah ke atas seluruh insan di bumi.
-------------------
Referensi:
------------
1. "Potret Sehari-hari Imam Khomeini", penerbit Pustaka IIman, Cetakan II, Januari 2007, hal. 43.
2. Karen Armstrong , "Muhammad Nabi Zaman Kita", Beranda, November 2007, hal. 159). 3. Seyyed Hossein Nasr, "Kekasih Allah Muhammad", Penerbit Srigunting, Januari 1997, hal. 47-48.
4. Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfury, "Sirah Nabawiyah", Pustaka Al-Kautsar, Juli 2006, hal. 170.
Namun, akhirnya kemenangan jatuh ke tangan Bangsa Persi. Lalu, Allah menurunkan kabar gembira tentang kemenangan Bangsa Romawi tak seberapa lama kemudian. Tidak cukup dengan satu kabar gembira ini saja, Allah menegaskan kabar gembira yang lain yaitu pertolongan yang diberikan Allah kepada orang-orang mukmin;
Boleh jadi dengan perspektif itulah kita, antara lain, dapat menafsirkan apa yang pernah dilakukan oleh Imam Khomeini pada Hari Natal di Paris. Khomeini ingin berbagi kehangatan dan kasih kepada saudara-saudara Kristen yang sedang merayakan Natal. Karena memang muslim dan umat Kristen bersaudara sejak dahulu, dan karena -- hingga titik tertentu -- prinsip-prinsip ajaran kedua agama tersebut berasal dari satu sumber yang sama.
Seorang sahabat beberapa hari lalu membalas sms ucapan selamat Natal dari saya dengan menulis antara lain; "Natal menjadikan kasih dan solidaritas sebagai ciri ke-Indonesiaan." Salam sejahtera semoga tercurah kepada Isa putra Maryam, dan semoga sukacita, rasa syukur dan keberkahan juga tercurah ke atas seluruh insan di bumi.
-------------------
Referensi:
------------
1. "Potret Sehari-hari Imam Khomeini", penerbit Pustaka IIman, Cetakan II, Januari 2007, hal. 43.
2. Karen Armstrong , "Muhammad Nabi Zaman Kita", Beranda, November 2007, hal. 159)
4. Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfury, "Sirah Nabawiyah", Pustaka Al-Kautsar, Juli 2006, hal. 170.
7 comments:
jadi sms ucapan natalnya apa mas
di sms saya tulis begini kurang lebih; Selamat merayakan Hari Natal 2007. Semoga sukacita, rasa syukur dan keberkahan tercurah ke atas seluruh insan di bumi.
Saya tidak mengucapkan apa-apa saat Natal kepada orang yang men-Tuhan-kan manusia dan menganggap Allah memiliki anak. Tetapi tetap saya menghargai agama mereka seperti Rasulullah SAW, begitu juga para sahabat, menghargai dan melindungi manusia yang beragama. Kecuali ada contoh kongkret dari Nabi, sahabat, dan tabiin yang melakukannya. Bagaimana Anda bisa mengatakan kata-katai "Damai" kpd mereka, sedangkan disisi belahan bumi ini banyak misionaris memurtadkan saudara-saudara kita, terlepas itu juga kesalahan kita sesama muslim.
Anyway met tahun baru 1430H Semoga Islam di Indonesia tidak menjadi 70% di tahn depan.
mas afandi, terima kasih untuk komentar dan kunjungan mas ke blog saya :)
seperti mas afandi, saya termasuk mereka yang menghargai akidah lain di luar islam. dan saya juga menghargai perbedaan berpendapat, termasuk perbedaan soal boleh/tidaknya memberikan ucapan selamat natal.
untuk hal itu, saya menyandarkan pendapat saya kepada pendapat Quraish Shihab yang membolehkan ucapan selamat natal Qurani. dalil beliau adalah QS 19: 33.
saya pribadi tidak menganjurkan orang lain untuk mengucapkan selamat natal, dan memahami mereka yang tidak mau mengucapkannya.
salam hangat,
terima kasih mas Amrie utk kerendahan hati mas Amrie. salam damai selalu di hati dan hidup mas Amrie. ;)
utk mas Afandi, saya cuma mau bilang sesuatu .. bagaimana jika kami (yg menurut mas men-Tuhan-kan manusia dan mengganggap Allah memiliki Anak) juga tdk mengharapkan ucapan Natal dari Anda? :) tp kami tdk seperti yg mas pikirkan ... kami berterima kasih dan bahagia jika diucapkan selamat Natal ..dan kami juga tetap tersenyum saat Anda tdk memberi ucapan selamat Natal :)
aku hanya mau hidup dengan "BEST VALUE" dihadapan sang pencipta dan sesama manusia tanpa memandang agama ataupun memandang muka .. krn aku tahu agama tidak membuat kita masuk surga .. agama dibuat oleh manusia agar hidup jd teratur ..
btw .. knp mas pikir Islam akan jadi 70% thn depan mas? :) negatif sekali .. gw mau bilang salam damai aja deh .. :D he..he.he..
"Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Sorga"
~Rio Yotto
bos rio, suatu kehormatan dikau bersedia mampir ke blog daku. terima kasih untuk komentarnya juga :)
salam paling hangat,
amrie
hey are you a journalist? nice blog,
i would like you to include this music website : http://www.itsfreemusic.com as well in your "weblinks" list.
Thank you.
Post a Comment