Friday, April 27, 2007

ketik: 'saya syiah'

Aku telah memberikan cintaku kepadanya, padahal ia musuhku dan mempunyai rencana-rencana jahat terhadapku.”* (Imam Ali bin Abi Talib)

Jumat pekan lalu, kalau saya tidak salah, saya chatting via Yahoo! Messenger (YM) dengan salah satu sahabat baik saya. Seperti yang sering terjadi, YM sahabat saya ini bermasalah sehingga chatting kami jadi sering mati-hidup. Saat kami sedang chatting, rupanya sahabat saya ini khawatir YM-nya offline lagi, sehingga dia menulis pesan ke saya yang kurang lebih berbunyi seperti ini: “Am, YM gue kayaknya error lagi. Tolong ketik ‘saya syiah’ kalo elo terima pesan ini”.

Waktu itu, saya buru-buru akan melakukan apa yang sahabat saya ini minta. Tapi, kemudian saya berpikir kok kata-kata yang diminta aneh betul, “saya syiah”. Apa nggak ada kata sandi yang lain? Akhirnya, karena sedang dimintakan tolong, saya tulis pesan ke sahabat saya begini: “saya” (tanpa pakai kata “syiah”). Dan pesan saya itu sampai. Setelah itu saya tanya ke dia, kenapa kok kata sandinya “menyudutkan” saya (dia tahu saya bercanda dan saya juga tahu dia sedang bercanda). Kalau tidak salah, dia cuma tulis “hehehehe” di jawabannya.

Sahabat saya itu dan beberapa sahabat yang lain tahu benar kalau saya adalah pengagum Imam Ali bin Abi Talib. Seperti yang sudah lazim diketahui, pengagum atau pecinta Imam Ali sering diidentikan dengan (penganut) syiah. Meski begitu, saya bukan penganut syiah. Karena, menurut hemat saya, Imam Ali tidak “satu paket” dengan syiah. Artinya, untuk menjadi pengagum dan pecinta beliau tidak harus menjadi seorang syiah, walaupun seorang syiah pasti menjadikan Imam Ali sebagai junjungannya setelah Rasulullah saw. Tapi, ya, Imam Ali adalah suri teladan saya setelah Rasulullah.

Kembali ke sahabat saya yang tadi itu, pada hari yang sama dia memberikan saya hadiah buku (dalam rangka ulang tahun, katanya). Judul bukunya “Sunnah-Syiah Bergandengan Tangan! Mungkinkah? Tinjauan dari Segi Ajaran dan Pemikiran” bukunya ditulis M. Quraish Shihab, dan diterbitkan oleh Penerbit Lentera Hati (cetakan I, Maret 2007). Bukunya bagus. Bagus sekali. Mungkin ini adalah salah satu koleksi terbaik saya di antara koleksi (di bawah topik yang berkaitan dengan Imam Ali dan syiah) yang lain yaitu “Mutiara Nahjul Balaghah: Wacana dan Surat-surat Imam Ali R.A.”. Saya bilang ke dia, terima kasih banyak, saya sangat senang dengan hadiah yang dia berikan.

Saya punya sahabat seorang syiah. Bahkan, saya menganggap dia sebagai sahabat saya yang paling dekat. Sebelumnya dia juga adalah seorang sunni. Saya dan dia sama-sama mengagumi Imam Ali. Hanya saja, kemudian dia memutuskan untuk mendalami dan akhirnya menjadi (penganut) syiah, sementara saya cukup menjadi pengagum dan pecinta Imam Ali. “Kepindahan” dia menjadi syiah, sama sekali tidak berpengaruh pada persahabatan kami. Setidaknya, kami bisa menjadi bukti bahwa sunni-syiah dapat bergandengan tangan.

Terakhir, saya berdoa semoga Allah mendamaikan saudara-saudara kami, sunni dan syiah, yang saat ini saling menumpahkan darah di Irak. Amiin.

* Perkataan Imam Ali tentang Abdurahman bin Muljam. Imam Ali akhirnya syahid di tangan Abdurahman saat sedang menunaikan salat subuh. Dikutip dari “Karakter Agung Ali bin Abi Talib” oleh Murtadha Muthahari, diterbitkan Pustaka Zahra, halaman 26.

Wasalam,

amrie

No comments: