Salah satu rutinitas saya setiap pagi, mulai dari rumah dan begitu tiba di kantor, adalah bercermin. Itu juga adalah salah satu aktivitas favorit saya. Tentu bukan karena ada yang istimewa dari wajah saya. Atau juga bukan karena saya narsis (kegiatan bercermin sangat lekat dengan tokoh mitologi Yunani, Narsisus, yang jatuh cinta pada pantulan wajahnya sendiri di atas air). Bukan karena keduanya, insya Allah.
Satu-satunya alasan mengapa saya senang bercermin adalah karena itu adalah kesempatan saya untuk memanjatkan doa yang sangat sangat indah buat saya. Doa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW itu begini bunyinya: “Allahumma kamaa hassanta khalqii fahassin khuluqii. Artinya: Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah kejadianku, maka perindah pulalah akhlaqku (Hadis riwayat Ahmad)”.
Dengan doa itu, saya pribadi tidak pernah merasa bersedih karena wajah saya tidak mirip pemain sinetron, postur tubuh saya tidak “ideal”, potongan rambut saya tidak seperti Daniel Craig (saya pernah coba potong rambut meniru dia, dan hasilnya lumayan lah. Rambutnya nyaris mendekati, tapi wajahnya nggak), atau pakaian yang saya kenakan bukan pakaian yang “keren” dan mahal. Dengan doa itu, saya merasa jadi orang yang paling beruntung di dunia. Doa itu membuat saya selalu bersyukur dengan apa yang saya miliki dan tidak saya miliki.
Karena saya -- dan boleh jadi hampir kebanyakan dari kita – bercermin sama seringnya dengan saya ke kamar kecil, maka sesering itulah saya usahakan untuk memanjatkan doa itu. Saya juga berdoa agar Allah menetapkan hati saya dalam keasyikan mensyukuri semua nikmat-Nya yang dapat saya lihat (dan rasakan) dan yang tidak mampu saya lihat (dan rasakan). Amiin.
Wasalam,
amrie
No comments:
Post a Comment