Tuesday, February 12, 2008

'kita sudah kaya, sayang'

Mintalah hati yang damai, entah apa pun yang terjadi dalam hidupmu. ~ Anthony de Mello, Burung Berkicau

Salah satu buku yang merupakan koleksi terbaik saya adalah Burung Berkicau karangan Anthony de Mello SJ. Burung Berkicau hampir pasti disukai juga oleh mereka yang menyukai buku-buku filsafat atau tasawuf. Burung Berkicau boleh jadi disukai pula oleh mereka yang menyukai bacaan-bacaan yang mengusung pluralisme dan inklusifitas, terutama dalam beragama.

Pater de Mello adalah penulis yang berlatar belakang agama Katolik Jesuit. Tapi, Burung Berkicau - serta juga dua buku de Mello yang lain yaitu Doa Sang Katak dan Berbasa Basi Sejenak -- seperti yang ditulis dalam pengantar situs isnet.org, tidak dimaksudkan pengarangnya sebagai pegangan untuk mengajarkan doktrin atau dogma Kristen kepada umat beriman Katolik.

Menurut sumber yang saya baca, Pater de Mello memang terkenal sebagai sosok guru yang jago bercerita. Seseorang yang sepertinya dekat dengannya mengatakan bahwa murid-muridnya senang mendengar cerita-cerita de Mello yang tidak kunjung habis. De Mello wafat pada 2 Juni 1987 di New York.

Burung Berkicau sendiri adalah buku yang berisikan 70 kisah dari berbagai tradisi agama, mulai dari Katolik, Islam, Kristen, Buddha, Hindu, sampai Konghucu. Kisah-kisah dalam Burung Berkicau lebih singkat dibandingkan yang ada di Doa Sang Katak, tapi relatif lebih panjang daripada yang terdapat dalam Berbasa-Basi. Tapi, ketiga buku itu sama baiknya, menurut saya.

Ini salah satu kisah favorit saya dari Burung Berkicau:

"Suami:

'Manisku, aku akan bekerja keras supaya pada suatu saat kita akan menjadi kaya.'

Isteri:

'Kita sudah kaya, sayang, karena kita saling memiliki. Kelak mungkin kita akan mempunyai banyak uang juga.'"

Bagian dari kesenangan saya adalah merekam, dari bacaan-bacaan, kata-kata singkat yang (saya anggap) indah dan dalam maknanya. Saya juga mencoba merekam beberapa kata-kata singkat dari Burung Berkicau.

Bagaimanapun, Saya sama sekali tidak bermaksud untuk merangkum isi dari buku itu menjadi hanya 20 butir kalimat saja. Usaha ini boleh dianggap sebagai "godaan" kepada teman-teman yang untuk menyelami samudera kearifan dalam Burung Berkicau.

  1. Jika engkau ingin melihat Tuhan, pandanglah ciptaan dengan penuh perhatian. Jangan menolaknya, jangan memikirkannya. Pandanglah saja.
  2. Aku sungguh berniat mengisi jubahku dengan bunga-bunga. Dan bila kembali pada kawan-kawanku, aku bermaksud menghadiahi mereka beberapa kuntum bunga. Tetapi ketika aku di sana, keharuman taman itu membuatku mabuk, sehingga aku menanggalkan jubahku.
  3. Orang yang tahu, tidak banyak bicara. Orang yang banyak bicara, tidak tahu.
  4. Kepercayaan yang kaku dapat memutarbalikkan kebenaran.
  5. Jauh lebih mudah percaya kepada dewa-dewa berhala ciptaan kita sendiri, kalau kita berhasil meyakinkan orang lain, bahwa dewa-dewa memang ada.
  6. Pada mulanya aku berharap dapat mengubah mereka. Kini aku masih terus berseru, agar supaya mereka jangan mengubah aku!
  7. Agama yang jelek memperkuat kepercayaannya akan jimat. Agama yang baik membuka matanya untuk melihat, bahwa setan-setan tidak ada.
  8. Bukanlah penghargaan bagi seorang pembimbing rohani, bahwa para murid selamanya duduk bersimpuh di depan kakinya.
  9. Sekarang aku tahu, bahwa aku tidak dapat benar-benar berubah, sebelum aku menemukan orang yang tetap akan mencintaiku, entah aku berubah atau tidak.
  10. Jika engkau sudah belajar hidup dengan makan ubi, engkau tidak perlu menjilat raja.
  11. Jika engkau mencari kebenaran, engkau berjalan sendirian. Jalan ini terlalu sempit untuk kawan seperjalanan. Siapakah yang dapat tahan dalam kesendirian itu?
  12. Seandainya aku membatasi diri dan hanya mengkhotbahkan apa yang kupraktekkan, maka aku tidak begitu munafik lagi.
  13. Kehilangan nama? Tidak banyak berbeda dengan kehilangan kontrak yang mau ditandatangani dalam mimpi.
  14. Simpanlah hartamu dan tinggalkan si 'aku'. Jangan membakar tubuhmu, bakarlah 'ego'mu! Cinta akan muncul dengan sendirinya.
  15. Cinta itu tidak mengingat-ingat kesalahan.
  16. Ia menjadi jauh lebih indah justru karena tidak menyadari keindahannya. Dan ia menarik perhatianku, justru karena tidak berusaha untuk memikatku.
  17. Kebanyakan orang memerlukan seorang suci untuk disembah dan seorang guru untuk dimintai nasehat. Ada persetujuan diam-diam: 'Engkau harus hidup sesuai dengan harapan kami, dan sebagai gantinya kami akan menghormatimu.'
  18. ‘Kita sudah kaya, sayang, karena kita saling memiliki. Kelak mungkin kita akan mempunyai banyak uang juga.'
  19. Mintalah hati yang damai, entah apa pun yang terjadi dalam hidupmu.
  20. Setiap orang berpikir mau mengubah umat manusia. Hampir tak seorang pun berpikir bagaimana mengubah dirinya.

1 comment:

Anonymous said...

Hehehe...Mas Amrie, Mas Amrie... dari bacaan apapun yang Mas Amrie baca, pasti adaaaa aja yang bisa dijadiin bahan tulisan. Luar biasa nih papa nya Aura... :D