Friday, July 13, 2007

percikan pribadi sang kekasih

  1. Dia adalah Rasulullah – Utusan Allah; tapi tidak mau menampakkan diri dalam gaya orang berkuasa atau sebagai raja atau pemegang kekuasaan duniawi.
  2. Dipenuhinya undangan yang datang dari orang merdeka atau dari si budak dan si miskin.
  3. Orang yang minta maaf dimaafkannya.
  4. Dikunjunginya orang yang sedang sakit yang jauh tinggal di ujung kota.
  5. Ia yang memulai memberi salam kepada orang yang dijumpainya.
  6. Apabila ada orang yang menunggu ia sedang salat, dipercepatnya sembahyangnya lalu ditanyanya orang itu akan keperluannya.
  7. Baik hati ia kepada semua orang dan selalu tersenyum.
  8. Ia ikut memikul beban keluarga; ia mencuci pakaian, menambalnya, dan memerah susu kambing.
  9. Ia juga yang menjahit terompahnya, menolong dirinya sendiri dan mengurus unta.
  10. Apabila ia melihat seseorang yang sedang dalam kebutuhan, ia dan keluarganya mengalah, sekalipun mereka sendiri dalam kekurangan.
  11. Tak ada sesuatu yang disimpannya untuk esok, sehingga tatkala ia wafat baju besinya sedang tergadai di tangan seorang Yahudi karena untuk keperluan belanja keluarganya.
  12. Sangat rendah hati ia, selalu memenuhi janji.
  13. Begitu halus perasaannya, begitu lembutnya hatinya, ia membiarkan cucunya bermain-main dengan dia ketika ia sembahyang.
  14. Ia pernah bersembahyang dengan Umama, putri dari putrinya Zainab, sambil dibawa di atas bahunya; bila ia sujud diletakkan, bila ia berdiri dibawanya lagi.
  15. Dia sendiri yang bangun membukakan pintu untuk seekor kucing yang sedang berlindung di sebuah tempat.
  16. Dia sendiri yang merawat seekor ayam jantan yang sedang sakit.
  17. Kuda dielus-elusnya dengan lengan bajunya.
  18. Dia yang meminta istrinya, Aisyah, untuk berlaku lemah lembut kepada unta yang hendak ditungganginya.
  19. Sikap kasih sayangnya bukan karena lemah atau mau menyerah, juga bersih dari segala sifat mau menghitung jasa atau sikap tinggi diri.
  20. Jiwanya kuat, tidak mengenal menyerah kecuali kepada Allah, dan dengan ketaatan kepada-Nya ia tidak pula merasa lemah.
  21. Tidak ada rasa takut akan meyelinap ke hatinya kecuali dari perbuatan maksiat atau dosa yang dilakukannya.
  22. Dalam memberi ia tidak takut kekurangan.
  23. Ia keras sekali menahan diri dalam arti hidup materi, sama kerasnya dengan keinginannya hendak mengetahui segala rahasia yang ada dalam hidup materi itu.
  24. Begitu jauhnya ia menahan diri sehingga lapik tempat dia tidur hanya terdiri dari kulit yang diisi dengan serat.
  25. Makannya tak pernah kenyang.
  26. Tak pernah ia makan roti dari tepung jelai dua hari berturut-turut.
  27. Sebagian besar makanannya adalah bubur.
  28. Bukan sekali dia harus menahan lapar.
  29. Sudah pernah perutnya diganjal dengan batu untuk menahan teriakan rongga pencernaannya.
  30. Ia juga dikenal suka sekali makan kaki kambing, labu, madu, dan manisan.
  31. Ia pernah memberikan pakaian yang baru dihadiahkan untuknya kepada orang lain yang juga memerlukannya guna mengafani mayat.
  32. Pakaiannya yang dikenal terdiri dari sebuah baju dalam dan baju luar yang terbuat dari wol, katun, atau sebangsa serat.
  33. Sesekali ia tidak menolak memakai pakaian tenunan dari Yaman sebagai pakaian yang mewah sesuai dengan acara bila memang menghendaki demikian.
  34. Alas kaki yang dipakainya sederhana sekali. Tidak pernah ia memakai sepatu selain waktu mendapat hadiah dari Najasyi berupa sepasang sepatu dan seluar.
-----------
Disadur dari Muhammad Husain Haekal, "Sejarah Hidup Muhammad", Penerbit Litera Antarnusa.

No comments: