Pada suatu malam, sepulang kerja, mas Ikan mampir ke ATM untuk menarik uang. Normalnya dua hari sekali, di hari kerja, mas Ikan menarik uang dari mesin yang letaknya tidak jauh dari tempat motornya terparkir itu.
Setelah menarik selembar uang yang menyembul di bagian bawah mesin, mas Ikan kini menunggu struk bukti transaksi. Tidak jarang, bagian ini bisa menjadi sesuatu yang menegangkan buat mas Ikan; melihat deretan angka yang tercetak di secarik kertas itu.
Tak seberapa lama, kertas itupun terjulur keluar dari mesin, dan langsung disambar lembut mas Ikan. Mas Ikan untuk beberapa saat memandang sederet huruf dan angka di kertas putih kecil itu, perhatiannya tertuju pada bilangan-bilangan yang menunjukkan sisa saldo tabungannya. Lalu, dia tersenyum sambil mengucap ’alhamdulillah’.
Saat melangkah keluar dari bilik ATM, mas Ikan menyunggingkan senyum kepada seorang yang sedang berdiri tak seberapa jauh darinya. Mas Ikan berkata, ”Usahakan untuk selalu mengucapkan alhamdulillah setiap kita melihat isi kertas ini, walaupun deretan angkanya mungkin tidak terlalu menyenangkan kita.” Orang yang kebetulan teman sekantor dengan mas Ikan itu balas tersenyum dan bilang, ”Insya Allah, mas.”
***
Pernahkah Anda main film hanya karena uangnya?
Nggak.
Kenapa? Apakah karena Anda nggak ingin pikiran terganggu dan bisa tidur nyenyak?
Karena saya harus bisa bangun dan pergi bekerja. Kita harus punya motivasi yang lebih kuat dari sekadar uang agar kita bisa bangun jam empat pagi, setiap hari, selama beberapa bulan. Uang bukan motivasi yang kuat bagi saya.
Ya karena Anda sudah punya uang. Anda sudah mengeyam kemewahan.
Tapi saya nggak pernah termotivasi karena uang. Pengalaman adalah sesuatu yang menambah kaya hidup saya dan pada akhirnya semua itu mendatangkan uang bagi saya. Tetapi saya nggak pernah termotivasi untuk mengumpulkan uang, atau tergantung kepada uang atau semacamnya. Itu bukan tipe saya.
Bagaimana dengan pekerjaan yang Anda lakukan sebelum terkenal? Pernah kerja di arena permainan bingo, perawat kuda, dan sebagainya. Apakah Anda menikmati itu semua?
Ya, semuanya benar, lho. Kalau itu pekerjaan kita, ya harus kita nikmati. Kalau kita seorang waiter, janganlah kita pergi bekerja sambil bersungut-sungut soal pekerjaan itu. Kalau saya justru mengatakan, ”Oke, teman-teman, mari bekerja,” ha ha! Dan ketika saya menjadi waiter, saya berusaha menjadi waiter terbaik, dan waktu bekerja di tempat Bingo juga demikian. Mungkin kedengarannya klise ya, tapi itulah kenyataannya dan begitulah sifat saya. Apapun yang saya kerjakan, saya berikan yang terbaik.*
*Wawancara FHM dengan Russell Crowe, FHM Juni 2008
5 comments:
:) Tambah satu lagi pelajaran yang Ukie dapat dari tulisan Amrie agha. Selalu mensyukuri kalo setiap ambil duit di ATM, walo kenyataannya memang sedikit kurang menyenangkan, tapi kan kalo kurang menyenangkan juga bukan karena kesalahan orang lain tapi ya karena kita sendiri, hehhehe...
Btw, Mas Ikan? Bagus juga namanya :)
@ uq1e:
soalnya, kalo ngedumel saldo kita juga ga bakal nambah...hehehe. jadi lebih utama kita bersyukur, Allah akan menambah rezeki kita :)
ini baru "gresss"
Model tulisan yg tdk lazim dr biasanya niy mas, dgn sentuhan nama ala peran2 di drama/film, shg terkesan hidup tulisannya,he he...^_^
bkn krn pemcaba novel khan, jd style postingannya dibuat Ringan?, biznya biasanya terlalu berat)
@ noerce:
arigatou utk apresiasi mbak nur :) tapi mbak nur, saya tdk pernah meniatkan tulisan saya utk jadi berat, itu semata2 krn saya ga cukup pintar utk membuat tulisan ringan utk subjek2 tertentu.
haiyyaaa.... keren abis nih blog...!!! oe orang telaten sekali bikin bikin tulisan ini ada disini <*baca pake logat mandarin*> hihihi... :)
Post a Comment