selama ini aku buta, wajahmu membuatku dapat melihat
sebelumnya aku mati, nafasmu membuatku lalu hidup
dahulunya aku miskin, cintamu menjadikan aku kaya
Wednesday, August 26, 2009
Friday, August 14, 2009
rinduku seperti matahari
duhai nikmat apakah yang melampaui nikmat merindukanmu?
jalan yang manakah yang lebih gemerlapan daripada jalan menuju istanamu?
pemandangan apalagi yang lebih membahagiakan selain pemandangan wajahmu?
amboi apakah ini yang menyalakan sumbu cintaku?!
bagaimanakah caranya engkau menghidupkanku lalu membunuhku lalu menghidupkanku kembali?!
rinduku kepadamu terbit dan membakar seperti matahari,
cintaku indah dan benderang seperti rembulan, juga kepadamu
jalan yang manakah yang lebih gemerlapan daripada jalan menuju istanamu?
pemandangan apalagi yang lebih membahagiakan selain pemandangan wajahmu?
amboi apakah ini yang menyalakan sumbu cintaku?!
bagaimanakah caranya engkau menghidupkanku lalu membunuhku lalu menghidupkanku kembali?!
rinduku kepadamu terbit dan membakar seperti matahari,
cintaku indah dan benderang seperti rembulan, juga kepadamu
Wednesday, August 05, 2009
harum
Parfum yang setiap hari saya semprotkan ke baju dan gosok-gosokkan ke tangan itu harganya tidak lebih dari 8 ribu rupiah. Harumnya vanila. Menurut saya sih, biar harganya relatif murah, parfum saya ini punya keharuman yang lumayan tahan lama. Harumnya juga lembut. Tapi itu perasaan saya saja. Mudah-mudahan parfum yang saya pakai tidak mengganggu penciuman orang lain.
Saya lumayan peduli dengan wewangian. Saya pakai parfum untuk menghormati orang lain. Saya menganggap memakai wewangian sebagai bagian dari akhlak yang baik. Prinsip saya, tidak perlu terlalu harum, yang penting asal tidak menebarkan aroma yang mengganggu orang lain. Jadi, kalau ada yang merasa terganggu penciumannya gara-gara parfum yang saya pakai, saya betul-betul minta maaf. Itu pasti tidak saya sengaja.
Kalau sedang berhadapan dengan orang yang tidak harum, saya berusaha membayangkan orang itu adalah diri saya sendiri. Karena setidak-harum apapun diri saya, saya pasti akan berjuang untuk mengkompromikan indra penciuman saya. Saya pernah berdekatan dengan orang yang sangat tidak bersahabat aromanya. Tapi, ini sangat jarang sekali terjadi. Yang lebih sering terjadi adalah berhadapan dengan orang lain yang jauh lebih harum dari saya.
Kalau wewangian yang dipakai seseorang itu saya sukai, wah hampir-hampir saya tidak bisa lukiskan bagaimana perasaan saya. Tidak terlalu berlebihan jika saya katakan bahwa wewangian tertentu bisa membuat saya mabuk kepayang. Suasana hati saya bisa berubah drastis. Saya tidak tahu apakah efek wewangian bisa sehebat itu juga kepada orang lain.
Menurut riwayat, Nabi Muhammad saw itu harum bukan main. Dan banyak pula anjuran beliau agar muslim memakai wewangian dalam kesehariannya, baik dalam kaitannya dengan ibadah maupun bermuamalah. Nabi juga menghindari memakan sesuatu yang akan menimbulkan bau yang kurang enak. Suatu saat, Nabi pernah mengurungkan niat untuk menyantap hidangan. Waktu itu sebagian sahabat bertanya apakah hidangan tersebut haram. Kemudian Nabi menjelaskan bahwa hidangan itu halal, tapi Nabi tidak menyantapnya karena hidangan itu memakai bawang. "Karena saya harus berbicara dengan seseorang, " kata beliau. Sebagian ahli hadis mengatakan seseorang yang Nabi maksud adalah Malaikat Jibril.
Kembali ke soal parfum yang saya pakai. Saya sedapat mungkin menghindari menggunakan parfum yang harganya sampai ratusan ribu. Tujuannya sederhana saja, saya takut jika saya menggunakan parfum mahal, maka niat saya akan berubah yaitu memakai wewangian dengan harapan orang menyukai saya atau supaya orang lain memuji wewangian yang saya pakai. Buat saya, lebih baik tidak harum (asal tidak bau busuk) daripada tergelincir ke dalam suatu keadaan di mana saya sulit bangkit lagi darinya. Tidak ada daya upaya kecuali atas izin Allah.
Saya lumayan peduli dengan wewangian. Saya pakai parfum untuk menghormati orang lain. Saya menganggap memakai wewangian sebagai bagian dari akhlak yang baik. Prinsip saya, tidak perlu terlalu harum, yang penting asal tidak menebarkan aroma yang mengganggu orang lain. Jadi, kalau ada yang merasa terganggu penciumannya gara-gara parfum yang saya pakai, saya betul-betul minta maaf. Itu pasti tidak saya sengaja.
Kalau sedang berhadapan dengan orang yang tidak harum, saya berusaha membayangkan orang itu adalah diri saya sendiri. Karena setidak-harum apapun diri saya, saya pasti akan berjuang untuk mengkompromikan indra penciuman saya. Saya pernah berdekatan dengan orang yang sangat tidak bersahabat aromanya. Tapi, ini sangat jarang sekali terjadi. Yang lebih sering terjadi adalah berhadapan dengan orang lain yang jauh lebih harum dari saya.
Kalau wewangian yang dipakai seseorang itu saya sukai, wah hampir-hampir saya tidak bisa lukiskan bagaimana perasaan saya. Tidak terlalu berlebihan jika saya katakan bahwa wewangian tertentu bisa membuat saya mabuk kepayang. Suasana hati saya bisa berubah drastis. Saya tidak tahu apakah efek wewangian bisa sehebat itu juga kepada orang lain.
Menurut riwayat, Nabi Muhammad saw itu harum bukan main. Dan banyak pula anjuran beliau agar muslim memakai wewangian dalam kesehariannya, baik dalam kaitannya dengan ibadah maupun bermuamalah. Nabi juga menghindari memakan sesuatu yang akan menimbulkan bau yang kurang enak. Suatu saat, Nabi pernah mengurungkan niat untuk menyantap hidangan. Waktu itu sebagian sahabat bertanya apakah hidangan tersebut haram. Kemudian Nabi menjelaskan bahwa hidangan itu halal, tapi Nabi tidak menyantapnya karena hidangan itu memakai bawang. "Karena saya harus berbicara dengan seseorang, " kata beliau. Sebagian ahli hadis mengatakan seseorang yang Nabi maksud adalah Malaikat Jibril.
Kembali ke soal parfum yang saya pakai. Saya sedapat mungkin menghindari menggunakan parfum yang harganya sampai ratusan ribu. Tujuannya sederhana saja, saya takut jika saya menggunakan parfum mahal, maka niat saya akan berubah yaitu memakai wewangian dengan harapan orang menyukai saya atau supaya orang lain memuji wewangian yang saya pakai. Buat saya, lebih baik tidak harum (asal tidak bau busuk) daripada tergelincir ke dalam suatu keadaan di mana saya sulit bangkit lagi darinya. Tidak ada daya upaya kecuali atas izin Allah.
Subscribe to:
Posts (Atom)