Thursday, November 22, 2007

memburu buku, melunasi janji..

Sabtu pekan lalu adalah benar-benar hari yang sangat padat bagi saya dan keluarga. Ada beberapa agenda yang telah kami rancang jauh-jauh hari seperti menghadiri resepsi pernikahan salah satu sahabat di daerah Halim, memenuhi janji kepada putri kami ke Bounce Town di Parkir Timur Senayan, dan, kalau sempat, mampir ke Indonesia Book Fair 2007 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan.

Tanpa perlu saya uraikan pengalaman terkena macet hampir di sepanjang perjalanan kami dari Tangerang menuju Halim, kami tiba di tujuan sekitar pukul 12.30. Waktu tempuh dari rumah ke lokasi resepsi hari itu sekitar 1,5 jam. Kami masih punya waktu 30 menit lagi sebelum acaranya selesai. Kami baru meninggalkan gedung tempat resepsi setelah MC mengumumkan kalau acara hari itu sudah selesai. Kami pergi tanpa pamit lagi kepada sohibul hajat karena memburu waktu.

Mari kita lewatkan lagi cerita kami yang lagi-lagi terkena macet dari Halim menuju Senayan, dan langsung ke suasana komplek Senayan. Hari itu, situasi di komplek Senayan tidak jauh beda dari kondisi jalan-jalan di Jakarta pada umumnya; macet total. Penyebabnya, karena selain ada arena Bounce Town dan IBF 2007, hari itu juga ada event Indocomtech yang juga digelar di sana. Syukur alhamdulillah, berkat kejelian istri, perjuangan mencari parkir tidak terlalu melelahkan. Seorang teman yang bertemu di JCC bilang, dia harus berjuang satu jam untuk dapat parkir.

Singkat cerita, putri saya hanya ditemani ibu dan pengasuhnya bermain di Bounce Town. Tadinya, saya berniat ikut, tapi karena tiket masuknya luar biasa mahal untuk kantong saya, saya lebih memilih ke IBF sendirian. Ini berkah luar biasa sebetulnya. Saya tidak tega kalau harus mengelilingi stan-demi-stan di IBF bersama istri dan putri saya. Kalau itu yang terjadi, semuanya bisa rugi, istri dan putri saya kecapean, dan saya tidak puas memilih buku-buku. Akhirnya, dengan pinjaman lunak dari istri, saya pun berangkat ke JCC.

Ingin rasanya saya menceritakan secara detil suasana IBF hari itu, tapi saya pikir itu tidak ada gunanya kecuali hanya membuat tulisan ini semakin panjang dan membosankan. Hal yang menarik untuk saya tulis di sini adalah kronologis bagaimana saya menghabiskan rupiah-demi-rupiah uang pinjaman dari istri di beberapa stan penerbit buku di IBF yang digantikan dengan semakin berat dan banyaknya buku dalam kantong belanja yang saya jinjing.

Total ada 12 buku yang saya beli. Dua-belas buku bisa disebut banyak, tapi juga bisa disebut sedikit. Banyak karena tidak sampai satu atau dua tahun sekali saya belanja buku sebanyak itu. Dan sepertinya, jumlah itu memecahkan rekor saya sejauh ini dalam berbelanja buku. Tapi, 12 buku itu bisa berarti sedikit karena hari itu saya telah menahan diri untuk tidak membeli beberapa buku yang lain karena keterbatasan anggaran.

Berikut ini adalah daftar buku yang saya bawa pulang dari IBF 2007. Daftar ini sedapat mungkin saya susun berdasarkan urutan kronologisnya. Buku yang ada di urutan paling atas dari daftar adalah buku yang pertama kali saya beli begitu saya menginjakkan kaki di arena IBF:
1. Yang Ringan & Yang Jenaka (M. Quraish Shihab, Lentera Hati).

2. Visualisasi Kepribadian Muhammad SAW (Irsyad Baitus Salam).

3. Visualisasi Fisik Muhammad SAW (Irsyad Baitus Salam).

4. Kisah Binatang dalam Al Quran: Srigala Nabi Yusuf (Iqra Media)

5. Kisah Binatang dalam Al Quran: Paus Nabi Yunus (Iqra Media)

6. Kisah Binatang dalam Al Quran: Hud-hud Nabi Sulaiman (Iqra Media)

7. Kisah Binatang dalam Al Quran: Gajah Abrahah (Iqra Media)

8. Yusuf & Zulaikha (Hakim Nuruddin Abdurrahman Jami, Penerbit Lentera)

9. Silsilah Ummahatul Mukminin (Irsyad Baitus Salam).

10. Curhat Suami untuk Istri (Irsyad Baitus Salam).

11. Kisah-kisah Teladan untuk Keluarga (Dr. Mulyatno, Gema Insani Pers)

12. Sirah Nabawiyah (Pustaka Al Kautsar)

Dan di bawah ini adalah daftar buku yang sempat saya lirik, pegang, dan tertarik untuk memilikinya, tapi tidak jadi:

1. Antologi Islam (Al Huda). Buku ini direkomendasikan oleh salah satu sahabat saya yang bermazhab ahlul bait. Diskonnya lumayan, tapi tetap masih “lumayan” untuk anggaran saya. Lagipula, setelah melihat isinya, saya kurang tertarik untuk memilikinya.

2. Pintu Ilmu: 1001 Filsafat Hidup Pecinta Ilmu dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Saya sudah punya buku ini. Saya juga sudah pernah membeli lagi dan menghadiahkan buku ini kepada salah seorang sahabat. Kemarin saya niat untuk beli lagi sebagai stok hadiah untuk sahabat yang lain. Tapi kemudian anggaran tidak menyetujui niat saya itu.

3. Taman Rekreasi Orang-orang yang Jatuh Cinta dan Dimabuk Rindu (Ibnul Qayyim Al Jauziyyah). Ini buku bagus dan sudah lama saya incar. Apalagi harganya juga tergolong sangat ringan. Tapi, saat itu uang saya tidak mencukupi karena masih ada buku yang prioritasnya lebih tinggi yang saya niatkan untuk beli.

4. The Kite Runner (Khaled Hosseini). Novel ini sudah ada di rak buku saya. Saya ingin beli karena; 1) sebagai stok untuk saya hadiahkan ke orang lain, 2) buku yang dipajang di stan Mizan itu diterbitkan kembali dengan edisi/cetakan terbaru. Sampulnya diganti dengan poster filmnya yang akan dirilis Desember 2007 nanti.

5. Ar Rasul (Said Hawwa). Kalau uang saya cukup, mungkin buku sejarah hidup Rasulullah ini saat ini sudah bertengger di rak buku saya, bersama dengan buku-buku dengan tema sejenis yang sudah menghiasi koleksi saya. Tapi, dengan berat hati, saya lebih memilih buku Sirah Nabawiyyah, yang sepertinya lebih bagus walaupun sedikit lebih mahal.

Kurang lebih 2,5 jam kemudian, saya dihubungi istri yang telah siap meninggalkan Bounce Town. Setelah saya bertemu dengan mereka, saya melihat putri saya sudah berganti pakaian dan rambutnya basah kuyup. Tapi, wajah putri saya begitu berbinar-binar yang, kalau saya boleh tafsirkan, merupakan tanda kalau dia benar-benar puas bermain. Dia langsung mengorek-ngorek isi kantong belanja yang ada di tangan saya. Saya kemudian membantu dia dengan mengambilkan empat buku seri Kisah Binatang dalam Al Quran dan memberikan buku-buku itu kepada dia.

Dalam perjalanan pulang, saya usul kepada istri untuk mampir ke bazaar buku Gramedia di salah satu mal tidak jauh dari rumah. Tujuannya adalah untuk membeli buku yang dititipkan beberapa teman di kantor. Setelah istri setuju, kami pun mampir ke tempat tersebut. Lagi-lagi, saya kembali ke mobil dengan menenteng tujuh buku yang lumayan tebal dalam kantong belanja. Alhamdulillah, satu-demi-satu janji bisa saya lunasi dalam satu hari, begitu saya pikir.

Tapi, sekitar pukul 21.30, telepon kami berdering, ternyata yang menghubungi adalah sahabat kami yang pengantin baru, yang siang sebelumnya kami hadiri resepsinya. “Mrie, tadi lo ke mana? Tadi gue cariin lo buat foto bareng,” begitu dia bilang. Aduh, saya merasa bersalah bukan main. Saya pun minta maaf dan menjelaskan kalau saya pulang tanpa pamit karena putri saya merengek minta pulang. Betul, saya berbohong dan tidak mengatakan kalau kami buru-buru pulang karena untuk mengejar waktu ke tempat lain. Semoga Allah memaafkan saya karena berbohong, dan semoga teman saya ridha dengan permintaan maaf saya.

Di akhir pembicaraan, saya mengucapkan selamat kepada dia yang akan berbulan madu ke Bali esok harinya. Dengan maksud menghibur diri, dalam hati saya berjanji akan meminjamkan salah satu buku baru saya, Curhat Suami untuk Istri, kepada si pengantin baru, insya Allah.

No comments: